Page 297 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 297

Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi



                     Kedokteran Terbesar (1976) datangnya tidak diduga. Pada awal

                     2010 Lembaga  Eijkman  mengirim  banyak mahasiswa  untuk

                     melanjutkan studi ke Oxford University. Kebetulan Dr. J.

                     Kevin Baird yang menjadi supervisor program tersebut. Kevin
                     lalu menugaskan para mahasiswa tersebut menulis esai tentang

                     Lembaga Eijkman. Mahasiswa itu bicara kepada Sangkot yang

                     lalu  menyerahkan  buku  Prof.  Hanafiah  tersebut.  Tulisan  si

                     mahasiswa  dibaca  sama  Kevin  yang  ternyata  begitu  antusias
                     atau lebih tepatnya, merasa terusik dengan kisah tragis yang

                     menimpa Prof. Achmad Mochtar.

                             “Sekitar tiga bulan sebelum Juli 2010, Kevin mendatangi

                     saya dan bertanya tentang kasus Prof. Achmad Mochtar

                     tersebut. Itulah awal keterlibatan Kevin dalam pembuatan
                     buku War Crimes in Japan-Occupied Indonesia.” Sangkot lalu

                     menambahkan, “malah akhirnya Kevin yang lebih kerasukan

                     dalam  penulisan  buku  ini.”  Tetapi  karena  penulisan  buku

                     itu tidak fokus dan memerlukan sejumlah wawancara dan
                     investigasi ke berbagai institusi di empat benua, Asia, Eropa,

                     Amerika hingga Australia, maka waktu penelitiannya menjadi

                     cukup lama sebelum terbit di tahun 2015.            9

                             Diceritakan Sangkot, edisi pertama buku tersebut sengaja

                     ditulis dalam bahasa Inggris untuk memudahkan kerjasama dan
                     koordinasi dengan Kevin yang waktu itu belum lancar berbahasa

                     Indonesia. Cetakan pertama buku berjudul War Crimes in Japan-








                     9  Wawancara dengan Sangkot Marzuki, 24 November 2020

                                                           268
   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302