Page 292 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 292
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
dalam buku memoarnya “77 Tahun Riwayat Hidup” yang
dibagikan untuk kalangan keluarga saja. Tidak banyak juga yang
tahu bahwa di tahun 1984 kisah Tragedi Klender telah diulas
oleh majalah Sarinah yang juga memuat foto nisan Achmad
4
Mochtar di Ereveld Ancol. .
Duet Ilmuwan Kondang Menguak Tabir
Perjalanan karier Sangkot bermula lebih dari 40 tahun lalu
tepat ketika revolusi sains terjadi. Dia menyelesaikan pendidikan
dokternya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada
1968, lalu meraih gelar master di Universitas Mahidol Bangkok
tiga tahun kemudian. Gelar doktor diperoleh dari Universitas
Monash di Australia pada 1976. Kala itu, ilmu biologi kimia
mengalami lompatan setelah penemuan DNA sebagai molekul
penyimpan informasi genetik manusia. Lahirlah ilmu biologi
molekuler. 5
Pada akhir 1980-an Menteri Habibie mengunjungi
Institute of Molecular and Cell Biology (IMCB) di Singapura.
Ia melihat lembaga itu sebagai upaya Singapura untuk terlibat
dan memanfaatkan revolusi bioteknologi masa depan. Habibie
lalu menghadap Presiden Soeharto untuk mendapatkan
4 “Kisah Besar Dunia Kedokteran Indonesia pada tahun 1944,” Sarinah 10
Desember 1984, hlm. 60-62. Dalam artikel ini Sarinah mewawancara Ny.
Nursyamsu Nasution, angkat angkat Achmad Mochtar yang juga merupakan
keponakan Siti Hasnah, istri Mochtar. Nursyamsu adalah salah seorang yang
ditugaskan keluarga untuk mencari tahu keberadaan pamannya ke rumah
tahanan Kenpeitai pada Juli 1945.
5 https://theconversation.com/kisah-sangkot-marzuki-perintis-riset-biologi-
molekuler-di-indonesia-100672, diakses 7 Desember 2020 pukul 07:00
263