Page 36 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 36
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
Lahir di Ganggo Hilir, Nagari Bonjol, Pasaman, 17
November 1891 (Gunseikanbu, 1986:331), Achmad Mochtar
adalah lulusan STOVIA (1916) dan putra Indonesia generasi
paling awal yang meraih gelar akademik tertinggi bidang
kedokteran di Negeri Belanda tahun 1927 –segenerasi dengan
Prof. Dr. R. Sardjito (Rektor Pertama Universitas Gadjah Mada,
Pahlawan Nasional) dan Prof. Dr. Mohamad Sjaaf (asal Koto
Gadang, rektor Universitas Andalas yang pertama).
Segera setelah meraih gelar Doktor (Doctor in
Geneeskunde) dari Universitas Amsterdam, karier Mochtar
sebagai ilmuwan kedokteran menanjak menuju puncak dengan
cepat. Bersama disertasinya yang mematahkan hipotesis Dr.
Noguchi tentang penyebab penyakit “demam kuning”, sebanyak
54 karya ilmiah hasil penyelidikan Mochtar telah dipublikasikan
di berbagai jurnal ilmiah kedokteran dalam beragam bahasa:
Belanda, Jerman, dan Inggris. Antara 1929-1942, sebanyak 25
artikelnya terbit di jurnal G.T.v.N.I (Geneeskundig Tijdschrijf
van Nederlandsch Indie). G.T.v.N.I. adalah jurnal kedokteran
terkmuka dan bereputasi yang terbit di Hindia Belanda secara
terus menerus selama 90 tahun (1852-1942). 2
Setelah menamatkan STOVIA pada 1916, Mochtar
ditugaskan sebagai dokter pemerintah di Padang Sidempuan,
2 Pentingnya jurnal ilmiah ini diangkat secara ekstensif dalam buku yang disunting
oleh Leo van Bergen, Liesbeth Hasselink dan Jan Peter Verhave dengan judul The
Medical Journal of the Dutch Indies 1852-1942: a Platform for Medical Research,
terbit pada tahun 2017. AIPI sebagai penerbit, bersama Leiden University dan
KITLV-Jakarta, menerbitkan edisi bahasa Indonesia buku tersebut dengan judul
Gelanggang Riset Kedokteran di Bumi Indonesia: Jurnal Kedokteran Hindia-
Belanda 1852-1942, tahun 2019.
7