Page 86 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 86

dia tadi, kini menjadi terheran dan berkhawatir. “Ibu, mengapa ibu berduka? Apa

               yang  terjadi?  Apakah  diam-diam  ibu  begitu  merindukan  Ayah  dan

               menyembunyikannya saja?” Liu Bwee memaksa diri tersenyum dan menghapus

               air matanya, mengangguk-angguk sebagai jawaban karena masih sukar baginya

               untuk  mengeluarkan  suara  tanpa  terisak  menangis.  Akan  tetapi  puterinya  itu

               adalah seorang anak yang amat cerdik, maka tentu saja tidak dapat dibohonginya

               semudah  itu.  “Ibu  ada  apakah?  Harap  Ibu  beritahu  kepadaku,  siapa  yang

               menyusahkan hati Ibu? Akan kuhajar dia!” Swat Hong mengepal kedua tinjunya

               yang kecil seolah-olah orang yang menyusahkan hati ibunya sudah berada disitu

               dan akan dihantamnya.


               Melihat sikap anaknya ini, hati Liu Bwee terharu sekali dan ingin dia menangis

               lagi, akan tetapi ditekannya perasaan harunya dan dia tertawa.  “Aih, Hong-ji,

               85anit ada yang kurang


               ajar kepada ibumu, apakah Ibumu tidak dapat menghajarnya sendiri?”

               Swat  Hong  tertawa.  “Memang  aku  tahu  bahwa  kepandaian  Ibu  juga  hebat,

               biarpun tidak sehebat Ayah, akan tetapi tidak puas 85anit aku tidak menghajar

               dengan kedua tanganku sendiri kepada orang yang menyusahkan hati Ibu.”


               “Anakku yang baik…!” Untuk menekan harunya, Liu Bwee mengangkat tubuh

               anaknya,  dipeluk,  diciuminya  kemudian  dia  membentak,  “Terbanglah!”  dan

               melempar tubuh anak 85anita atas. Swat Hong bersorak gembira. Itulah sebuah

               diantara  permainan  mereka.  Dia  senang  sekali  85anit  dilempar  ke  udara  oleh

               Ibunya, terutama 85anit ayahnya yang melakukannya karena lemparan ayahnya

               membuat tubuhnya “terbang” tinggi sekali. Namun kini lemparan ibunya cukup

               menggembirakan  hatinya  karena  biarpun  Ibunya  tidak  sekuat  ayahnya,

               lemparannya  cukup  membuat  tubuhnya  melambung  tinggi  melewati  puncak

               pohon!

               Ketika tubuhnya melayang turun, ibunya sudah siap menyambutnya, akan tetapi

               dasar anak nakal, dia menggunakan kesempatan ini untuk berlatih!  Dia cepat



                                                           85
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91