Page 88 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 88
JILID 4
Teriakan Swat Hong ini mengejutkan hatinya. Dia menengok dan melihat tubuh
anaknya meluncur turun. Dia kaget dan baru sadar bahwa ketegangan mendengar
suaminya pulang membuat dia lupa kepada puterinya. Sungguhpun Swat Hong
telah memiliki ginkang yang cukup baik akan tetapi meluncur turun dari tempat
tinggi seperti itu ada bahayanya patah atau setidaknya salah urat. Untuk meloncat
sudah tidak ada waktu lagi, maka cepat dia menyambar sebuah ranting kayu di
dekat kakinya, melontarkan kayu itu dengan tepat melayang di bawah kaki Swat
Hong dan anak ini juga idak menyia-nyiakan pertolongan ibunya. Dia menginjak
kayu itu dan tenaga luncuran kayu itu dapat menahan dan mengurangi tenaga
luncuran tubuhnya sendiri dari atas sehingga dia dapat meloncat kebawah dengan
aman. Seperti tidak pernah mengalami bahaya apaapa, anak itu lalu lari ke arah
ibunya dan berteriak girang, "Ayah datang, Ibu?"
Ibunya hanya mengangguk tanpa menoleh, tetapi memandang ke arah perahu
yang makin mendekat pantai.
"Heii, Ayah bukan datang sendiri! Ada seorang wanita dan anak laki-laki
bersama ayah di dalam perahu!"
Liu Bwe tetap tidak menjawab akan tetapi memandang tajam penuh selidiki ke
arah perahu. "Wah, jangan-jangan itu selir dan putera..ayah!" Swat Hong yang
memang berwatak terbuka itu berkata mengomel. Dia pun sudah tahu akan
kebiasaan para pangeran untuk mengambil selir, maka dia tidak akan merasa
heran pula kalau ayahnya juga mempunyai selir di luar pulau Es, biar pun hatinya
merasa tidak senang dan penuh iri memandang kepada anak laki-laki di dalam
perahu itu. Mendengar ucapan yang tanpa disengaja oleh Swat Hong merupakan
benda tajam menusuk hatinya itu, Liu
87