Page 162 - KEMUHAMMADIYAHAN 03
P. 162
ibadah dimaknai pemurnian. Artinya mengembalikan
akidah dan ibadah kepada kemurnian sesuai dengan
sunnah Nabi SAW. Tajdīd dalam hal ibadah berarti
menggali tuntunannya sedemikian rupa dari sunnah
Nabi SAW untuk menemukan bentuk yang paling sesuai
atau paling mendekati sunnah beliau dengan tidak
mengurangi adanya tanawwu’ dalam masalah ibadah,
sepanjang memang mempunyai landasannya yang jelas
dalam sunnah. Misalnya, variasi bacaan do’a iftitah
dalam salat yang menunjukkan bahwa Nabi SAW sendiri
melakukan secara bervariasi. Varian ibadah yang tidak
didukung oleh sunnah menurut Majelis Tarjih tidak
dapat dipandang praktik ibadah yang bisa diamalkan.
Sedangkan tajdīd di bidang akidah adalah pemurnian,
berarti melakukan pengkajian untuk membebaskan
akidah dari unsur-unsur khurafat dan takhayul. Kedua ,
tajdid dalam bidang muamalat duniawiyah memiliki arti
mendinamisasikan segi kehidupan masyarakat dengan
semangat kreatif sesuai tuntutan zaman. Dalam bahasa
sederhana, tajdīd adalah mendinamisakikan kehidupan
masyarakat sesuai dengan capaian kebudayaan yang
dicapai manusia di bawah semangat dan ruh Aquran dan
sunnah. Bahkan dalam aspek ini beberapa norma di
Kader Tarjih Tingkat Nasional Tanggal 26 Safar 1433 H / 20 Januari 2012 di
Universitas Muhammadiyah Magelang, 2-3.
149