Page 128 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 128

Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat  109


                  suatu  persekutuan hukum  tertentu,  yang  mengakui
                  dan menerapkan ketentuan-ketentuan  persekutuan
                  tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
              b.  terdapat tanah ulayat tertentu yang menjadi lingkungan
                  hidup  para warga  persekutuan  hukum  tersebut dan
                  tempatnya mengambil keperluan hidupnya  sehari-
                  hari; dan
              c.  terdapat tatanan hukum adat mengenai pengurusan,
                  penguasaan  dan penggunaan  tanah ulayat  yang

                  berlaku dan ditaati  oleh  para warga  persekutuan
                  hukum tersebut.


                  Ketiga   syarat   kumulatif   tersebut   dapatlah
              diklasifikasikan  sebagai  ‘subyek  hak  ulayat’  (huruf  a)  –
              lebih populer dengan sebutan masyarakat adat – yang di
              Toraya disebut dengan lembang, di Sumatera Barat dengan

              sebutan  nagari, dan di  Bali dengan  sebutan  pakraman.
              Syarat pada huruf b dapat diklasifikasikan sebagai ‘obyek
              hak ulayat’ yang dalam hal ini disebut dengan tanah ulayat.
              Adapun syarat  sebagaimana  pada  huruf  c  merupakan
              hukum positif pengaturan ‘tanah ulayat’ yang masih hidup
              dan ditaati oleh anggota  masyarakat  hukum adat  yang
              bersangkutan.

                  Untuk  pengaturan lebih lanjut  tentang hak  ulayat
              sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Negara
              Agraria/Kepala  BPN  No.  5 Tahun  1999  maka diterbitkan
              Surat Edaran Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133