Page 54 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 54

Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat  35


              D.  Hak Ulayat dan Desa Adat
                  Menurut UU No. 6 Tahun 2004 tentang Desa, terdapat
              2 (dua) jenis desa yaitu Desa dan Desa Adat, yang pada

              beberapa daerah dikenal dengan  nama  seperti  huta/
              nagori  di Sumatera Utara,  gampong di  Aceh,  nagari di
              Minangkabau,  marga  di Sumatera bagian  selatan,  tiuh
              atau pekon di Lampung, desa pakraman di Bali, lembang
              di Toraja, banua dan wanua di Kalimantan, dan negeri di
              Maluku. Di dalam Pasal 76 UU tersebut ditegaskan bahwa
              tanah ulayat merupakan aset desa.

                  Dalam  kenyataannya,  secara teritorial  bisa terjadi
              satu desa adat meliputi satu desa, atau satu desa adat yang
              terdiri dari beberapa desa, atau satu desa yang wilayahnya
              terdiri  dari  beberapa desa adat.  Selain  itu, di dalam
              perkembangannya Desa Adat telah berubah menjadi lebih
              dari satu Desa Adat, atau satu Desa Adat menjadi Desa,
              atau lebih dari satu Desa Adat menjadi Desa, atau satu Desa

              Adat yang juga berfungsi sebagai satu Desa/kelurahan.
                  Dengan  demikian, analisa  terhadap  desa  adat
              dilakukan dengan 3 (tiga) pendekatan, yaitu:

              1.   Pendekatan teritori.
                  a.  Ada desa adat yang wilayahnya utuh melingkupi 1
                      desa formal (dengan istilah yang berbeda-beda),
                      contoh: Desa Kanekes di Kecamatan Leuwidamar
                      Kabupaten Lebak (masyarakat Baduy),  lembang
                      di Kab. Tana Toraja.
                  b.  Ada desa adat yang wilayahnya merupakan bagian
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59