Page 49 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 49

30    Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


            bidang tanah pusaka beserta sumber daya alam yang ada di
            atasnya dan di dalamnya diperoleh secara turun temurun
            merupakan hak masyarakat hukum  adat  di  Provinsi
            Sumatera Barat”.
                Peraturan Gubernur Kalimantan  Tengah Nomor 13
            Tahun 2009 tentang Tanah Adat dan Hak-Hak Adat Di Atas
            Tanah Di Provinsi Kalimantan Tengah menegaskan bahwa:

            “Tanah  Adat  adalah  tanah beserta isinya yang berada  di
            wilayah Kedamangan dan atau di wilayah desa/kelurahan
            yang dikuasai berdasarkan hukum adat, baik berupa hutan
            maupun bukan hutan dengan luas dan batas-batas yang
            jelas, baik milik perorangan maupun milik bersama yang
            keberadaannya diakui oleh Damang Kepala Adat.

                Sebagaimana prinsip keberadaan hak perorangan yang
            ‘menumpang’ pada  hak ulayat, Aboesono  menjelaskan
                                                   42
            hak-hak atas tanah menurut Hukum Adat sebagai berikut:
            a.  Hak Menguasai (beschikkingsrecht), yang merupakan

                hak tertinggi yang berasal dari kepercayaan kuno yaitu
                adanya  magis-religius  antara  tanah  dan  masyarakat
                penduduk tanah itu.
            b.  Hak Milik, hak tertinggi di bawah beschikkingsrecht
                yang oleh  van Vollenhoven dinamakan  Inlandsch
                Bezitsrecht.  Hak  ini dapat  dimiliki oleh  masyarakat
                hukum dan dinamakan hak milik komunal (communal



            42  Aboesono, tanpa tahun, Sedjarah Hukum dan Politik Agraria
                di  Indonesia. Djilid  1  (Djaman Pendjadjahan), Akademi
                Agraria di Jogjakarta, hlm. 30-32.
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54