Page 259 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 259
kurang lebih 200 ha. Tanaman yang sering dijadikan tanaman
tumpang sari adalah jagung, padi gogo, dan jagung.
Respon Kebijakan BPN dalam Penyelesaian
Konflik Agraria Trisobo
Proses konfik antara masyarakat dan PT KAL ini ber-
jalan cukup lama dan berlarut-larut. Pemerintah daerah telah
mencoba untuk menjembatani dengan memfasilitasi per-
temuan masyarakat dan pihak-pihak terkait. Pihak BPN
sendiri yang mendapatkan mandat untuk penyelesaian kon-
flik agraria dan pelaksanaan Program Pembaruan Agraria
Nasional juga berusaha memberikan respon kebijakan untuk
penyelesaian kasis ini.
Pada tanggal 12 Februari 2009 Divisi Tanah LBH
Semarang melakukan audiensi dengan Kanwil BPN Provinsi
Jawa Tengah berkaitan dengan Pendampingan Kasus Tanah
Eks HGU PT. Karyadeka Alam Lestari. Dalam laporan
kegiatan ini LBH Semarang menyatakan bahwa kasus tanah
eks HGU PT. KAL diupayakan mencapai titik mediasi
setelah sekian lama penyelesaian kasus tersebut tidak mem-
buahkan hasil positif. Pertemuan ini merupakan hasil atau
rekomendasi dari pertemuan sebelumnya yaitu pada tanggal
02 Februari 2009 di mana ada kebutuhan bahwa harus ada
share tentang reforma agraria di Indonesia.
Audiensi ini selain dihadiri jajaran Kanwil BPN, juga
dihadiri LBH Semarang, Pemerintah Desa Trisobo dan petani
Desa Trisobo. Pada kesempatan itu Kepala Kanwil BPN Jawa
Tengah, Doddy Imran Cholid, menyampaikan bahwa dalam
penyelesaian sengketa ini BPN tidak mementingkan LSM
manapun. Sengketa ini sudah berlangsung lebih dari 6 (enam)
tahun. BPN sudah membangun komunikasi dengan pihak
perusahaan, bahwa persoalan pertanahan bukan merupakan
persoalan persidangan tapi kesejahteraan masyarakat miskin.
245