Page 257 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 257

menumbuhkembangkan potensi lokal yang ada di situ, SDM
             masyarakat yang masih rendah, masih sering muncul dan
             menaruh kecurigaan di antara masyarakat, sehingga ini semua
             harus dihadapi dengan ekstra kesabaran.
                   Melihat kasus lahan 11,5 ha, pelepasan HGU PT KAL
             ini, ada beberapa masukan, agar PT KAL dapat lebih terbuka
             dalam berkomunikasi dengan komunitas, tokoh, masyarakat
             dan para pihak terkait, serta harus ada kontinuitas program.
             Sedangkan untuk lahan di luar 11,5 ha, sebaiknya PT KAL
             memberi akses ke masyarakat agar bisa menanam tumpang
             sari, dengan memberi jarak yang agak longgar. Misalnya, jika
             biasanya 2 x 2, menjadi 3 x 3, melibatkan orang desa (lokal)
             sebagai penyadap dan ada share keuntungan dengan masya-
             rakat.

                   -    PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX
                   PTPN IX Unit kerja Kebun Merbuh sebenarnya secara
             administratif masuk di Kecamatan Singorojo, tetapi beberapa
             wilayahnya berbatasan langsung dengan Desa Trisobo. Dengan
             demikian, tidak ada areal PTPN yang masuk ke Trisobo:
             berbeda dengan kasus PT KAL.
                   Hampir tak ada batas fisik antara kebun Karet milik
             PTPN IX dengan PT KAL, kecuali patok BPN dan kondisi
             pohon yang berbeda. Program PTPN IX yang terkait dengan
             pemberdayaan masyarakat mencakup perekrutan karyawan,
             penyadap, dan mandor dari masyarakat lokal. Bagi yang tidak
             memiliki ijazah, maka PTPN IX memberikan program kejar
             paket secara gratis. Selain itu, PTPN IX juga membantu fisik
             bangunan, seperti musholla, sekolah dan sebagainya. Setiap
             desa juga dibantu dana kas sebesar Rp 350.000,-/bulan.
                   Saat ini diusulkan agar setiap kepala desa diberikan gaji
             Rp 150.000/orang sebagai gaji dan kompensasi atas partisi-
             pasi mereka dalam membantu pengurusan HGU dan ke-
             amanan perkebunan. Kemudian, ada kebijakan baru yakni

             243
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262