Page 252 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 252

ia sempat bekerja di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada
           perkebunan coklat dan kopi setelah tamat dari Sekolah Farm-
           ing di Boja. Setelah 5 tahun di Banjarmasin, ia memutuskan
           pulang ke Boja dan menjadi staff lapangan (mandor) di PT
           KAL. Setelah 11 tahun bekerja di PT KAL, akhirnya ia men-
           calonkan diri dan terpilih menjadi Kepala Desa Trisobo.
           Banyak yang menduga bahwa kemenangannya ini tidak ter-
           lepas dari dukungan yang diberikan oleh PT KAL.
                Ia menyampaikan bahwa konflik tentang HGU sudah
           ada sebelum ia bertugas, tetapi tidak pernah terselesaikan.
           Barulah semenjak ia menjadi Kepala desa tahun 2007, konflik
           itu mulai dijembatani. Dalam kaitan ini, menurutnya FOR-
           MAT sangat banyak membantu dalam penyelesaian konflik
           dan mengimplementasikan beberapa program di desa.
                Bendahara Desa Trisobo yang bernama Darwin dalam
           suatu kesempatan menyampaikan, bahwa Desa  Trisobo
           mengalami gejolak sejak akhir 1999-2000, terkait dengan
           penyerobotan HGU milik PT KAL. Masyarakat Desa yang
           dipimpin oleh Darmadji, menuntut lahan seluas 10 Ha kepada
           PT. KAL untuk Bondo Desa, mengingat Desa Trisobo tidak
           memiliki tanah bendo desa. Saat itu, kepala desa mencari
           dukungan ke semua aparat desa RT, RW, dan Dukuh untuk
           memperjuangkan tuntutan tersebut. Tetapi ketika dukungan
           sudah didapatkan, Kepala Desa waktu itu ingin memiliki
           semua lahan yang merupakan HGU PT KAL, dengan alasan
           lahan tersebut adalah peninggalan nenek moyang mereka.
           Dari situ, warga lalu digerakkan untuk membakar, menebang
           pohon dan menjarah di perkebunan karet tersebut. Hal ini
           menimbulkan konflik di antara warga, karena ada yang pro
           dan ada yang kontra. Informasi ini sangatlah berlainan dengan
           pandangan yang dikemukakan oleh para petani anggota
           PPNT.





                                                                 238
   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257