Page 250 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 250

kampungan warga yang dirampas oleh perusahaan Belanda
           saat masih di bawah penjajahan Belanda.
                Pada awal berdirinya, PPNT diketuai oleh Darmadji
           yang saat itu menjabat Kepala Desa Trisobo. Sewaktu men-
           jabat sebagai lurah, ia berupaya menggerakkan masyarakat
           untuk mendapatkan hak mereka atas tanah di lokasi HGU.
           Pada tahun 2004 ia diproses ke pengadilan dengan dakwaan
           pencurian pohon durian dan beberapa pohon lain di areal
           HGU milik PT PAL. Kasus ini diangkat pada saat pemilihan
           kepala desa pada 2007, sehingga kandidat Kepala Desa yang
           didukung oleh Darmadji kalah.
                Dalam perkembangan terakhir, setelah mendekam
           beberapa bulan di LP Kabupaten Kendal, Darmadji dinyata-
           kan tidak bersalah oleh putusan Mahkamah Agung sehingga
           ia dibebaskan pada Oktober 2009. Sebelumnya, teman-teman
           seperjuangannya di PPNT yang juga dipenjara telah dibebas-
           kan terlebih dahulu satu per satu karena vonis mereka lebih
           singkat.
                Salah seorang petani anggota PPNT, Pak  Tono (55
           tahun), menuturkan:
                “Waktu itu ya saya mau saja menggarap lahan, saya pikir untuk
                menambah pemasukan buat sekolah anak, saya mikirin juga
                masa depan anak. Waktu itu semua masyarakat mendapatkan
                tanah dua lokasi, yang pertama seluas 20 x 25 di dekat pemu-
                kiman dan yang satu seluas 25 x 40. Rencananya nanti ini bisa
                dijadikan kampung. Pokoknya waktu itu rancangannya sudah
                bagus, nanti akan ada sekolah, mesjid. Masalahnya di sini kan
                sudah padat, kami memikirkan untuk anak cucu kami. Pak
                Mantri atau Pak Darmadji tidak pernah memikirkan dirinya
                sendiri”
                -    Forum Masyarakat Trisobo (FORMAT)

                Berdasarkan wawancara dengan ketua FORMAT yang
           bernama Sugiyo, FORMAT dibentuk tak lama setelah lurah
           terpilih pada Pilkades 2007, Djunaedi. FORMAT didirikan


                                                                 236
   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255