Page 253 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 253

-    ORTAJA dan KPA
                   Seperti telah disinggung di atas, PPNT secara kelembaga-
             an menjadi anggota dari Organisasi  Tani Jawa Tengah
             (ORTAJA), dan yang terakhir ini merupakan anggota dari
             Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA). Peran KPA akan
             disinggung sekilas di sini.
                   Menurut penuturan Usep Setiawan, yang saat itu
             menjabat sebagai Sekjen KPA, dalam kasus Desa Trisobo.
             KPA secara konkrit berperan melalui dua kegiatan utama.
             Pertama, pada sekitar akhir 2008 atau awal 2009, Usep
             diundang pada acara RAPAT AKBAR yang pada waktu itu
             dilaksanakan oleh petani Trisobo. Usep pun mengundang
             BPN Pusat untuk ikut hadir dalam Rapat Akbar tersebut.
             Rapat ini dilaksanakan oleh PPNT dalam rangka meng-
             konsolidasi, memberi dukungan moril pada para petani yang
             berkonflik dengan perkebunan swasta.
                   Beberapa lama setelah rapat akbar, Usep dipanggil BPN
             pusat untuk memediasi pelepasan tanah eks-HGU kepada
             petani. Pada waktu itu, di BPN Pusat juga hadir dari pihak
             LBH Semarang, kepala desa yang baru dan ketua BPD. Tetapi
             PPNT sebagai wadah dari petani penggarap Trisobo tidak
             hadir karena para pemimpinnya sudah masuk penjara.
                   Usep menyampaikan bahwa BPN Pusat pada saat
             pertemuan tadi tidak pernah menjanjikan jumlah 80 ha. BPN
             hanya menawarkan sejumlah 11,5 ha dan dengan catatan lahan
             itu dikelola bersama melalui badan usaha yang berbentuk
             koperasi. Jika masyarakat tetap ingin mengelola lahan yang
             sudah mereka garap sejumlah 80 ha itu, bentuknya bukanlah
             hak milik ataupun hak pengelolaan, melainkan kerjasama
             yang diatur dengan kesepakatan dengan perusahaan, seperti
             dalam bentuk MoU.
                   Ada dua ketidaksesuaian yang timbul antara yang di-
             inginkan petani penggarap dengan yang ditawarkan per-
             usahaan melalui BPN, yaitu ketidaksesuaian luas dan letak

             239
   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258