Page 68 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 68
Agent of Timber Management di kawasan hutan yang ada.
Persoalan kemiskinan ini bukan suatu hal yang muncul
begitu saja, tentu ada sebab-sebab dalam prakondisi tertentu
hingga kemiskinan muncul dan menyebar. Kantong-kantong
kemiskinan di Indonesia, banyak terdapat di wilayah-wilayah
dengan penguasaan sumberdaya alam yang terpusat di satu
pengendali, misalnya BUMN atau Swasta.
Dari data Potensi Desa 2003, sebaran kemiskinan di
Tasikmalaya misalnya, terpusat di sekitar hutan produksi dan
hutan produksi terbatas yang dikuasai Perhutani. Argumentasi
bahwa pengelolaan sumberdaya skala luas akan memberikan
efek kesejahteraan yang lebih banyak terhadap masyarakat
di sekitar sumberdaya itu, terpatahkan dengan data sekunder
tersebut, justru penguasaan skala besar yang berujung penu-
tupan akses hutan atas masyarakat yang mengakibatkan
munculnya sebaran Rumah Tangga Miskin di sekitar kawasan
hutan.
Di Sindangasih terdapat 2 areal besar yang dikuasai
masing-masing oleh PTPN VIII Bagjanegara (Kampung Cieceng)
dan Perhutani KPH Tasikmalaya (Kampung Sinagar), pada
tahun 2000, terjadi gejolak, buruh-buruh perkebunan ingin
mengambil alih lahan-lahan perkebunan Bagjanegara karena
banyak areal perkebunan yang ditelantarkan setelah krisis
moneter 1998, tanah-tanah terlantar ini kemudian dibiarkan
tidak tergarap 3 tahun oleh perusahaan perkebunan, semen-
tara rakyat di sekitar perkebunan yang sebagian besar adalah
buruh-buruh perkebunan pun tidak boleh menggarap dengan
leluasa, akhirnya muncul perlawanan terbuka mengokupasi 6
6 Aksi okupasi tanah (land occupation) atau yang biasa disebut re-
klaiming lahan, adalah aksi yang dilakukan atas tanah-tanah yang pernah
menjadi tanah garapan penduduk pada rentang waktu yang lama, tapi
akibat praktek-praktek politik ekonomi yang menindas, tanah tersebut
menjadi bagian dari perkebunan besar atau konsesi pemanfaatan hutan
yang besar, di Indonesia bentuknya bisa berupa HPH, perkebunan swasta,
54