Page 70 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 70
berselang 3 hari, OTL Neglasari juga dideklarasikan, pende-
9
klarasian ini mengakibatkan berubahnya pola-pola pengga-
rapan, penguasaan, dan produksi kawasan hutan di blok ini.
Tata Kuasa, Kelola dan Produksi Hutan Produksi
Terbatas Perum Perhutani
Sejarah Kuasa-Kelola-Produksi Hutan di Jawa:
Primitive Accumulation Masa Kolonial
Sejarah pengelolaan sumber daya hutan pada masa
kolonial, dapat dilihat ketika dimulainya pengelolaan hutan
jati (Tectona grandis) di Jawa dan Madura pada pertengahan
abad ke-19, setelah lebih dari 200 tahun lamanya hutan alam
jati dieksploitasi secara besar-besaran oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk memasok bahan baku industri-industri kapal
kayu milik pengusaha Cina dan Belanda, yang tersebar di
sepanjang pantai utara Jawa mulai dari Tegal, Jepara, Juwana,
Rembang, Tuban, Gresik, sampai Pasuruan (Peluso, 1990,
1992: Simon, 1993, 1999).
Sampai akhir abad ke-18 kondisi hutan jati di Jawa
mengalami degradasi serius. Ketika pemerintah kolonial
Belanda mengangkat Herman Willem Daendels sebagai
Gubernur Jenderal di Hindia Belanda pada awal abad ke-19
(14 Januari 1808), salah satu tugas yang dibebankan pada
Daendels adalah merehabilitasi kawasaan hutan. Daendels
kemudian membentuk Dienst van het Boschwezen (Jawatan
Kehutanan), yang merencanakan reforestasi dan mengeluar-
kan peraturan kehutanan yang membatasi pemberian ijin
penebangan kayu jati dan memberi sanksi pidana bagi
9 Desa Neglasari adalah tetangga desa Sindangasih, terletak di
sebelah selatan Kampung Sinagar, di sebelah selatan blok hutan yang
direklaiming oleh petani di Sinagar, karena satu blok, dan berbeda wilayah
adminstratif, maka dideklarasikan juga sebagai satu OTL yang mandiri
dari Kajarkajar.
56