Page 30 - Regulasi-Pertanahan-dan-Semangat-Keadilan-Agraria
P. 30

Regulasi Pertanahan dan Semangat Keadilan Agraria  17


              5 Tahun 1999 ( Maria Sumardjono , ” Ihwal Hak Komunal atas
              Tanah ”, Kompas 6/7/2015 ).
                  Keempat, upaya menggantikan asas pemisahan horisontal
              yang bersumber pada hukum adat ( Pasal 5 UUPA) dengan
              asas  perlekatan/vertikal  sebagaimana  tampak dalam  DIM
              nomor 103 (versi 7/1/2013) yang diusulkan Pemerintah dalam
              pembahasan RUU  Pertanahan inisiatif DPR RI  tahun 2013.

              Tidak ada penjelasan konseptual tentang penggantian asas ini.
              Dalam  kenyataannya, pemahaman  tentang  asas pemisahan
              horisontal  telah  diakomodasi  dalam UU No. 4  Tahun 1996
              tentang Hak Tanggungan dan dijelaskan secara komprehensif
              dalam Penjelasan Umum butir 6 UU No. 4 Tahun 1996.

                  Kelima,  upaya memperkenalkan lembaga hukum baru
              yakni Hak Guna Ruang (HGR)  dalam DIM  nomor 280  dan
              yang terkait, tanpa  memberikan  penjelasan  komprehensif
              terkait alasan konseptual yang melandasinya dan penjabaran
              tentang isi kewenangan HGR  tersebut. Sejauh mana  urgensi
              pembentukan HGR jika terhadap Pasal 4 ayat (2) UUPA dapat
              dilakukan interpretasi ekstensif sehingga terhadap penggunaan
              ruang di bawah tanah jika pemegang haknya berbeda dengan

              pemegang  hak di atasnya dapat diberikan  HGB/HP  (bawah
              tanah) yang isi kewenangannya mutatis mutandis sama dengan
              HGB/HP menurut UUPA. Untuk  penggunaan  ruang bawah
              tanah yang berbeda adalah teknis pendaftarannya.

                  Keenam, pendapat otoritas pertanahan bahwa WNA dapat
              memiliki unit apartemen dengan HP yang jangka waktunya
              “seumur hidup pemegang hak” atau sepanjang pemegang hak
              masih mempunyai Ijin Tinggal di Indonesia. Pendapat ini jelas
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35