Page 33 - Regulasi-Pertanahan-dan-Semangat-Keadilan-Agraria
P. 33

20    Prof. Dr. Maria SW Sumardjono., S.H., MCL., MPA


            Komisi II DPR RI untuk tidak merubah UUPA tetapi cukup
            menyiapkan RUUP (  RDPU, 29 Januari  2007).  Di  sisi lain,
            muncul berbagai permasalahan pertanahan yang belum dapat
            dipecahkan  melalui  peraturan yang ada;  atau  sudah dicoba
            untuk  diatasi  melalui berbagai kebijakan  tetapi  ternyata
            kontra produktif atau tidak memberikan solusi. Oleh karena
            itu tampak adanya dorongan yang kuat bagi Pemerintah untuk
            mencoba memecahkan permasalahan itu melalui RUUP.

                Perubahan  yang diusulkan  pada  umumnya didasarkan
            pada  alasan  pragmatis,  yakni  memberikan  akses  kepada
            masyarakat,  menarik  investor,  menyelesaikan  konflik,
            utamanya  okupasi  masyarakat  di atas  tanah  HGU  aset
            BUMN, dan lain - lain. Tanpa didahului dengan kajian yang
            mendalam  dan komprehensif,  perubahan -  perubahan ini

            dapat memunculkan permasalahan baru.
                Namun demikian  beberapa  hal  positif dapat dicatat,
            misalnya  penghapusan  aturan konversi karena memang
            sudah tidak diperlukan lagi. Juga dimuat tentang keterbukaan
            informasi publik dan upaya ke arah sistem publikasi positif di
            bidang pendaftaran  tanah.  Pengaturan  tentang pengadilan

            pertanahan  yang  “salah  tempat” dalam  RUUP  dirumuskan
            kembali  sebagai Badan Peradilan Khusus Pertanahan
            secara singkat. Rincian tentang luas maksimum HGU, HGB
            dan Hak Pakai ( HP) dalam RUUP dihapus untuk diatur di
            dalam peraturan pelaksanaan. Ditegaskan juga bahwa untuk
            pemanfaatan ruang di bawah tanah dapat diberikan dengan
            suatu hak atas tanah.
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38