Page 6 - Sinar Tani Edisi 4094
P. 6

6                       Edisi 9 - 15 Juli 2025  |  No. 4094  Tahun LV

          Bangkitkan







          Ekonomi








          dari Akar Rumput









          Koperasi Desa Merah                  desa hanya menjadi penonton          membahayakan ketahanan pangan,         Uji Coba Lapangan
          Putih (KDMP) bukan                   pasif. Padahal, desa menyimpan       tapi juga melemahkan daya tawar        Agus     menjelaskan,    KDMP
          sekadar koperasi                     potensi ekonomi luar biasa, dari hasil   petani lokal.                   bukan sekadar instrumen ekonomi,
                                                                                                                        melainkan  lembaga sosial  yang
                                                                                       “Kita harus jujur, impor itu candu.
                                               pertanian, peternakan, perikanan,
          biasa. Digagas sebagai               hingga    agroindustri   berbasis    Ia  membuat  kita  nyaman  dengan   berbasis nilai. Keuntungan koperasi
          jembatan menuju                      komunitas.   “Di  situlah  KDMP      solusi instan, padahal petani kita   tidak dibagikan secara individu,
                                                                                    bisa memproduksi jika diberi sarana,
                                                                                                                        melainkan diinvestasikan kembali
                                               hadir. Bukan sekadar koperasi, tapi
          transformasi ekonomi                 arsitektur ekonomi alternatif yang   akses pasar, dan harga yang adil,”   untuk infrastruktur desa, sekolah
          desa yang berakar                    digerakkan dari bawah, oleh rakyat   tegas Prof. Agus. didesain  untuk   pertanian     rakyat,     pelatihan
                                                                                                                        kewirausahaan,
                                                                                       KDMP
                                               dan untuk rakyat,” ujarnya.
                                                                                                                                          dan
                                                                                                                                                  teknologi
          pada semangat                           Indonesia telah lama bergumul     mengambil  alih  fungsi  strategis  ini.   pertanian.
          kebersamaan dan                      dengan ketimpangan. Gini Index kita   Lewat klaster produksi terintegrasi   KDMP akan kembali ke desa, bukan
                                                                                                                           “Setiap rupiah yang dihasilkan
                                                                                    di desa, setiap KDMP akan fokus
                                               berkisar 0,38, tergolong tinggi untuk
          kemandirian. KDMP                    negara agraris dengan populasi       pada komoditas tertentu, misalnya   mengalir ke kota atau luar negeri. Di
          bahkan dijuluki sebagai              desa yang dominan. Bagi Prof.        bawang merah di Brebes, kedelai     sinilah letak ideologi ekonomi kita,”
          “kunci sakti” untuk                  Agus, ini adalah panggilan moral     di Grobogan, atau kambing dan       ucapnya. KDMP lanjut Agus, juga
                                                                                                                        akan membuka akses permodalan
                                               sekaligus tantangan akademik. “Kita
                                                                                    sapi  di  NTB.  Dengan  manajemen
          menurunkan Gini                      ingin  Gini  Index  di  angka  0,32,  itu   koperasi  yang  profesional,  efisien,   dengan bunga rendah melalui kerja
          Index dan mendorong                  bukan mimpi kosong. Tapi butuh       dan berbasis teknologi, desa bisa   sama dengan bank syariah dan
                                                                                                                        fintech  koperasi.  Tidak  ada  jaminan
                                                                                                  kebutuhan
                                                                                    memenuhi
                                               perubahan struktur ekonomi yang
                                                                                                               dalam
          pertumbuhan ekonomi                  radikal dan koperasi berbasis desa   negeri. “Ini bukan sekadar bisnis. Ini   rumah atau tanah, menurutnya,
          hingga tembus 8                      adalah jawabannya,” sebutnya.        perjuangan. KDMP adalah tameng      cukup keanggotaan dan rekam jejak
                                                  Melalui KDMP, ia yakin distribusi
                                                                                    ekonomi bangsa,” ujarnya.
                                                                                                                        usaha.
          persen.                              nilai  tambah   tak  lagi  hanya        Selama ini, menurutnya, petani      Beberapa prototipe KDMP saat ini
                                               dinikmati tengkulak atau korporasi   kecil tak berdaya menghadapi rantai   telah diuji coba di beberapa wilayah
                                               besar. Petani mendapatkan haknya     pasok yang panjang dan tak ramah.   seperti Sumba Timur (Nusa Tenggara
                    laim ini bukan datang      secara utuh mulai dari produksi,     Harga di tingkat produsen ditekan   Timur), Tanah Datar (Sumatera Barat),
                    dari sembarang tokoh,      pengolahan,   distribusi,  hingga    serendah   mungkin,    sementara    dan Temanggung (Jawa Tengah).
                    melainkan dari Prof. Dr.   pemasaran. “Kita ubah paradigma      harga di pasar membubung tinggi.    Hasilnya cukup menggembirakan.
                    Ir. H. Agus Pakpahan,      ekonomi desa dari subsisten menjadi   KDMP hadir sebagai penghubung      Bahkan di Temanggung, koperasi
                    M.S., Guru Besar IPB       surplus. Dari objek pembangunan      yang adil dan beretika.             yang beranggotakan 300 petani
       KUniversity                sekaligus    menjadi   subjek  pembangunan,”         Di  dalam   ekosistem   KDMP,    tembakau    berhasil  mengonversi
          Rektor    Universitas    Koperasi    tegasnya.                            setiap unit memiliki fungsi spesifik.   sebagian lahan menjadi hortikultura
          Indonesia   (Inkopin  University).                                        Produksi dipegang petani anggota    organik yang langsung diserap pasar
          “Kita tidak bisa terus berharap         Substitusi Impor Pangan           koperasi,  pengolahan  dijalankan   retail modern.
          pada   trickle-down  effect  dari       Salah satu misi KDMP adalah       BUMDes mitra, distribusi ditangani     Di    Tanah     Datar,   KDMP
          pertumbuhan ekonomi nasional.        menurunkan        ketergantungan     unit logistik koperasi, dan pemasaran   menjembatani  peternak    kecil
          Kenyataannya,  pertumbuhan  itu      pada impor pangan. Data Badan        berbasis digital melalui aplikasi   dengan     pembeli   daging   sapi
          sering tidak menyentuh desa,” ujar   Pusat Statistik (BPS) menyebutkan    e-commerce    desa.   “Bayangkan    premium di Jakarta melalui sistem
          Prof. Agus.                          bahwa Indonesia masih mengimpor      jika petani bisa mengirim produk    pre-order dan smart logistics. “Kami
             Selama ini ia menilai, struktur   lebih dari 30% kebutuhan bawang      langsung ke konsumen di kota        belajar dari lapangan, bukan hanya
          ekonomi nasional masih didominasi    putih, 50% kedelai, dan sebagian     besar tanpa lewat tengkulak. Itulah   dari teori. Dan yang kami lihat, KDMP
          konsumsi   rumah    tangga   dan     besar daging sapi dari luar negeri.   revolusi distribusi yang kita bangun,”   bisa menjadi lokomotif perubahan,”
          investasi sektor besar, sementara    Ketergantungan ini bukan hanya       kata Prof. Agus.                    ujar Prof. Agus.
                                                                                                                           Meski potensinya besar, KDMP juga
                                                                                                                        menghadapi sejumlah tantangan
                                                                                                                        klasik. Misalnya,  birokrasi yang
                                                                                                                        lamban, ego sektoral antarinstansi,
                                                                                                                        serta resistensi dari pelaku pasar
                                                                                                                        lama. Karena itu,  Agus menegaskan,
                                                                                                                        dibutuhkan kemauan  politik  yang
                                                                                                                        kuat dari pusat dan daerah. Jadi,
                                                                                                                        perlu  insentif  fiskal  untuk  koperasi
                                                                                                                        produktif, serta deregulasi agar desa
                                                                                                                        bisa bergerak lincah.
                                                                                                                           Ia juga menekankan pentingnya
                                                                                                                        pendidikan ekonomi bagi warga
                                                                                                                        desa,   agar  mereka   memahami
                                                                                                                        konsep    koperasi  modern    yang
                                                                                                                        transparan dan akuntabel. Bagi
                                                                                                                        Agus, desa bukan hanya halaman
                                                                                                                        belakang republik ini. Ia adalah
                                                                                                                        halaman depan, tempat masa depan
                                                                                                                        negeri ini. Ditulis dengan tangan
                                                                                                                        para petani, nelayan, dan pemuda
                                                                                                                        desa. KDMP adalah pena yang akan
                                                                                                                        menulis ulang sejarah ekonomi
                                                                                                                        Indonesia. Gsh/Yul
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11