Page 17 - Sinar Tani Edisi 4095
P. 17

A GRI  F AMIL Y                                               E-paper Edisi 16 - 22 Juli 2025  |  No. 4095 Tahun LV                  17


         Beras Oplosan




         Seperti Apa?



         Kenali Cirinya




          Menteri       Pertanian,         Andi      Amran         Sulaiman
          mengungkapkan adanya beras oplosan yang
          beredar di pasar, sehingga merugikan masyarakat.
          Bagaimana sebenarnya mengenali beras oplosan
          tersebut?


                    rof Tajuddin Bantacut,    bahan    tambahan   benda    asing,      Menurutnya, meski beras sudah    atau campuran beberapa jenis beras
                    Pakar Teknologi Industri   termasuk   zat    pewarna    atau    disimpan di tempat yang terkendali,   untuk memperbaiki rasa dan tekstur.
                    Pertanian IPB University   pengawet berbahaya yang dapat        kualitasnya tetap  bisa  menurun    Ketiga, beras yang dicampur dengan
                    mengungkap       ciri-ciri  membahayakan    kesehatan    jika   akibat faktor lingkungan, hama,     bahan tidak lazim atau sudah rusak,
                    beras oplosan yang bisa   dikonsumsi dalam jangka panjang.      atau mikroorganisme. “Beras yang    kemudian dikilapkan atau dipoles
       Pdikenali              secara  kasat   Karena itu, ia mengimbau agar         rusak bisa dipoles ulang.  Namun,   ulang agar tampak bagus kembali,
          mata. Beras oplosan dapat terlihat   masyarakat mewaspadai beras yang     jika kerusakannya sudah parah,      padahal mutunya sudah menurun.
          dari warna yang tidak seragam,      terlihat tidak biasa, berwarna aneh,   baik  secara fisik,  kimiawi,  maupun   Karena itu, Prof Tajuddin mengajak
          butiran yang berbeda ukuran, dan    atau berbau.                          mikrobiologis, maka tidak layak     masyarakat    agar  lebih   cermat
          tekstur nasi yang lembek setelah       “Hindari membeli beras tanpa       untuk dikonsumsi. Terlebih apabila   saat membeli beras dan waspada
          dimasak.                            label atau dari sumber yang tidak     mengandung  bahan  kimia  atau      terhadap penipuan kualitas. Selain
            “Jika menemukan nasi yang         jelas. Cuci beras sebelum dimasak     pengawet, bisa berbahaya untuk      itu, perlu edukasi yang lebih luas agar
          berbeda dari biasanya seperti warna,   dan waspadai bila ada benda asing   kesehatan, ” tuturnya.             masyarakat   memahami      dampak
          bau (aroma), tekstur dan butiran    yang    mengambang,”      ucapnya.       Ia menambahkan, terdapat tiga    kesehatan dari mengonsumsi beras
          maka dapat ‘dicurigai’ sebagai beras   Mengenai daya simpan, Tajuddin     jenis beras yang dikaitkan oplosan   yang sudah rusak atau tercemar. “Jika
          yang telah dioplos dalam arti terdapat   menjelaskan, idealnya beras hanya   yang  beredar  di  masyarakat.   dikelola dengan baik, sebagai negara
          kerusakan mutu atau keberadaan      disimpan maksimal enam bulan agar     Pertama, beras campuran yang        agraris, Indonesia seharusnya tidak
          benda asing,” katanya seperti dikutip   kualitasnya tetap terjaga. Sebab,   dicampur  dengan   bahan    lain  hanya fokus pada produksi, tetapi
          dari laman IPB University.          beras juga bisa mengalami kerusakan   seperti jagung. Jenis ini secara    juga pada distribusi dan konsumsi
            Dalam beberapa kasus, beras       secara alami, terutama jika disimpan   umum   ditemukan   di  beberapa    beras secara merata dan aman,”
          oplosan juga dicampur dengan        terlalu lama.                         daerah. Kedua, beras “blended”      katanya.Yul


          Makan Gorengan,



          Jangan Berlebihan




          Waspadai Bahayanya




                         a s y ar ak a t       “World Health Organization (WHO)
                         Indonesia   begitu    merekomendasikan      pembatasan
                         lekat      dengan     asupan lemak jenuh maksimal 10
                         budaya      makan     persen dari total energi harian dan
                         gorengan.     Rasa    lemak  trans  kurang  dari  1  persen,”
       Mgurih dan tekstur                      katanya.
          gorengan yang renyah memang             Dalam jangka pendek, konsumsi
          cocok dengan lidah orang Indonesia.   berlebihan  dapat  menyebabkan
          Selain itu, gorengan mudah didapat   gangguan pencernaan seperti perut
          dengan harga yang relatif terjangkau.  kembung dan peningkatan asam
             Dosen     Departemen       Gizi   lambung. Sedangkan dalam jangka
          Masyarakat IPB University, Dr Karina   panjang, risiko yang lebih serius
          Rahmadia Ekawidyani mengatakan,      seperti obesitas, penyakit jantung,   beras atau jagung.                  (UMKM) yang bergantung pada
          kebiasaan mengonsumsi gorengan       diabetes mellitus tipe 2, stroke, dan   Selain itu, Karina menyarankan,   usaha   penjualan  gorengan,   Dr
          masyarakat    Indonesia    karena    kanker bisa mengintai.               saat memasak menjaga suhu minyak     Karina mendorong penggunaan
          praktis dalam pengolahan, serta                                           tetap pada kisaran ideal 175-190°C,   pendekatan  yang  bersifat  edukatif.
          cocok untuk berbagai suasana. Hal       Cara Lebih Sehat                  sehingga  membantu     mencegah      “UMKM perlu diberdayakan untuk
          itu menjadikan gorengan pilihan         Meski   demikian,  Dr   Karina    makanan menyerap terlalu banyak      menawarkan gorengan yang lebih
          makanan yang fleksibel.              mengungkapkan,     ada   berbagai    minyak.   Selain  itu,  potonglah    sehat dan menjaga kualitas bahan
             Namun di balik kenikmatannya,     cara  untuk membuat gorengan         makanan dalam ukuran kecil agar      baku   serta  kebersihan   proses
          konsumsi     gorengan      secara    lebih sehat tanpa menghilangkan      cepat matang dan tidak menyerap      produksi,” katanya seperti  dikutip
          berlebihan  ternyata  menyimpan      cita rasanya. Diantaranya, memilih   banyak minyak. “Tiriskan gorengan    dari laman IPB University.
          potensi risiko kesehatan, baik jangka   minyak yang lebih sehat seperti   di atas rak pendingin atau dengan       Sementara     itu,  konsumen
          pendek maupun jangka panjang.        minyak    kelapa    atau   zaitun,   tisu  dapur,  serta  menghindari     juga harus mulai diedukasi agar
          Pasalnya, gorengan mengandung        menghindari  teknik  deep  frying,   penggunaan minyak goreng secara      membatasi konsumsi gorengan dan
          lemak   tinggi,  terutama   asam     menggunakan      air  fryer,  dan    berulang,” tambahnya.                memilih alternatif yang lebih sehat
          lemak  jenuh dan lemak trans         mengganti tepung terigu dengan          Terkait  keberadaan     pelaku    sebagai bagian dari pola makan
          yang   berisiko  bagi  kesehatan.    tepung non-gluten seperti tepung     usaha mikro, kecil, dan menengah     seimbang. Yul
   12   13   14   15   16   17   18   19   20