Page 59 - Buku Guru PJOK KLS-V
P. 59
• Kegiatan dipilih dengan cermat untuk memastikan kesesuaian dengan tingkat
kemampuan peserta didik dan juga aman untuk semua peserta didik terlepas
dari tingkat kemampuan mereka.
• Fasilitas dan peralatan dipelihara dan diinspeksi secara ketat setiap hari untuk
bahaya dan keselamatan (misalnya bebas kaca, penutup tanah yang tepat di
bawah peralatan).
• Guru PJOK menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung semua
peserta didik terlepas dari ras, asal etnis, jenis kelamin, orientasi seksual, agama,
atau kemampuan fisik mereka. Perbedaan-perbedaan ini diakui, dihargai, dan
dihormati.
• Semua siswa (laki-laki dan perempuan, semua tingkat keterampilan) memiliki
kesempatan yang sama untuk partisipasi dan interaksi dengan guru (misalnya,
kepemimpinan, memainkan posisi “terampil”, umpan balik guru).
• Semua siswa, terlepas dari tingkat perkembangan dan kemampuannya ditantang
pada tingkat yang sesuai.
• Baik siswa laki-laki maupun perempuan didorong, didukung, dan disosialisasikan
menuju keberhasilan pencapaian dalam semua materi yang diajarkan dalam
PJOK (misalnya, gerak berirama untuk semua orang).
• Pendidik jasmani menggunakan bahasa netral gender (misalnya, peserta didik).
• Sasaran dan sasaran yang jelas untuk pembelajaran dan kinerja peserta didik
dikomunikasikan kepada peserta didik, orang tua, dan administrator.
• Guru PJOK membentuk pasangan, kelompok, dan tim dengan cara yang menjaga
martabat dan harga diri setiap siswa (misalnya secara acak, berdasarkan tingkat
kebugaran atau keterampilan, atau dengan sistem kelas seperti ulang tahun,
regu, warna kulit, dan angka).
1. Praktik yang tidak pantas
• Lingkungan tidak mendukung atau aman. Akibatnya, beberapa siswa merasa
malu, terhina, dan umumnya tidak nyaman di kelas PJOK (misalnya, guru
membuat komentar yang merendahkan atau menyindir).
• Hanya peserta didik yang sangat terampil atau sehat secara fisik dipandang
sebagai pembelajar yang berhasil. Guru dan rekan-rekannya mengabaikan dan/ KETERAMPILAN MENGAJAR AKTIF
atau mengabaikan peserta didik jika mereka tidak sangat terampil atau sehat
secar fisik.
• Peserta didik berperilaku tepat karena mereka takut mendapat nilai buruk atau
hukuman lain jika mereka tidak mengikuti aturan guru.
• Aturannya tidak jelas dan mungkin berbeda dari hari ke hari.
• Perilaku verbal atau nonverbal yang menyakitkan bagi peserta didik lain
diabaikan dan dibiarkan.
• Guru mengizinkan atau mengabaikan praktik yang tidak aman di kelas
mereka. Peserta didik diizinkan untuk mengabaikan keselamatan orang lain di
kelas (misalnya, mendorong, mendorong, atau menjegal peserta didik dalam
Keterampilan Mengajar Aktif 53