Page 189 - Sejarah Daerah Lampung
P. 189

1'0

               Baik agama Kristen maupun Katolik, yang ofoh Jepang dipandang
          sebagai  agama penjajah (Qrang  Eropah),  secara terang-terangan dike-
          kang dan diawasi betul perkembang.annya. Jerr-.aah  Kristen, Katolikta-
          di  sulit untuk melakukan peribadatan mereka, bahkan di Metro misal-
          nya ada larangan dari polisi setempat untuk berkurnpul melebihi jum-
          lah tertentu,  meskipun  dengan  maksud  untuk  beribadah.  Bahkan ada

          sejuml~ biarawan-biarawati  yang  ditangkap  dan  dipenjarakan  oleh
          Jepang,  seperti misalnya Uskup  Albertus Hermilink yang kini berke-
          dudukan  di  Pringsewu,  alniarhum  Pastor WLC  Boeren  (wa~t 4  De-
          sember  1977) dan sebagainya.  Mereka kadang-kadang menerirna sik-
          saan phisisk di dalam penjara. Beberapa tokoh umat yang ingin mene-
          muinya terpaks harus menyabar sebagai pedagang sayuran, kelapa dan
          sebagainya, sebab ada larangan untuk bertemu kepada pastor ataupun

          suster yang saat itu meringkut di dalam tahanan di Tanjungkarang.
               Sikap dan perlakuan Jepang te1hadap kaum beragama di atas, je-
          las tidak mendapat sirnpati dari kalangan rakyat. Oleh sebab itu mere-
          ka mengbarapkan agar supaya penguasa Jepang secara bisa lekas me-
          ninggalkan daerah ini, sebab hanya dengan.demikian golongan agama
          akan merasakan kembali  kebebasan  mereka  dalam berbagai kegiatan
          religius.
              · Dengan demikian maka praktek hidup  keagamaan mereka  boleh
          dikatakan juga sebagai  salah  satu motivasi dalam perj_uangan/ perla-
          wanan  menentang  penjajah  Jepang.  Sebuah  contoh  jelas  yaitu  per-
          juangan di bawah pirnpinan Raden lntan.  Karena beliau lahir dan di-

          besarkan di  kalangan. agama Islam, maka adalah wajar bila dorongan
          pertama-tama unttik bertindak sebagai pejuang disebabkan karena aga-
          ma  Islam  yang  merupakan  motivasinya.  Begitu  pula  bagi  jemaah
          agama  lain  (non  Islam).  Kerinduan  mereka  dalam menikmati  kemer-
          ,dek.aan  beragama, menjelmakan tumbuhnya sen:iangat dan jiWa  untuk
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194