Page 94 - Sejarah Daerah Lampung
P. 94
75
dang sebagai penyimbang. Dengan demikian maka di samping penyim-
bang adat yaitu keturunan para ahli/pendiri marga, tiyuh dan suku
muncul pula penyimbang pangkat yaitu pendiri pepadon dan keturunan
lelaki mereka itu. Sepanjang berlakunya zaman tentu saja dimulai dari
periode ini pemilikan pepadon mempunyai arti yang besar; sehingga
perbedaan antara kedua jenis penyimbang itu tidak kentara lagi.
Menurut hukum adat maka penyimbangan adat, maupun kepe-
nyimbangan pangkat beralih kepada keturunan menurut garis le~aki
jika pemiliknya meninggal dunia. Ketiadaan keturunan dalam garis le-
laki yang lurus maka penyimbang memilih sebagai penggantinya ke-
turunan dalam garis penyimbang, dalam hal yang demikian itu pemuda
terpilih itu diangkat sebagai anaknya. Jib seorang penyimbang tidak
memp\inyai ahli waris lelaki, tetapi mempunyai seorang anak per~m.:.
puan atau lebih maka ia menikahkan anak perempuan yang tertua pada
seorang pemuda yang tergolong dan pepadon yang lebih rendah dan
mengangkat anak menantunya sebagai penggantinya dalam kepenyim-
bangmin).a. Di samping itu ada juga pangkat kepenyimbangan ini di-
peroleh dengan cara pembelian. Untuk memperoleh pailgkat pepadon
JWus dikeluarkan sejumlah uang, yang besamya diteotukan -menurut
jmi,$ pepadon. Untuk jenis pepadon yan~ tertinggi orang haruS' rq~ge
luarkan uang sebanyak 1200 real (2~00 gulden) bagi keperluan pene-
rangan,-selain itu untuk harus diserahkail tiga puluh ekor kei'bau untuk
peep adat dan lagi sejumlah uang tiga pUluh real untuk ~jin (pe-
. nenngan dengan memukul gong) c.bm tiga puluh real sebagai_ ~·
Pmerangan tentang beberapa jenis pep8dmitu · dibagi antara Kepala
marga dan lain-lain penyimbang' harga, tempBt 'pengangkatan . itu di-
' adahn, ~glean kerbau-brbau itu dibagi-bagikan . bpada penyima
bang-pmyimbang lainnya. •'>
. Kaqnmg-kaqnmg Lampimg yang"biUanya terpiuh jauh antara
.;.a ........... ,.... lainn~ (di begian ..... tidalt bepu jauh) .·
- ·. ' . • . ·:- . . . ' . . .