Page 290 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 290

Pada  3  Desember,  seluruh  Kepala  Dinas  Ketenagakerjaan  di  Indonesia  dikumpulkan  oleh
              Kementerian Tenaga Kerja. Di kesempatan itu Andri mempertanyakan tindak lanjut surat yang
              dikirimkan Anies.

              "Waktu  itu  tanggapannya  Kementerian  (Tenaga  Kerja)  tidak  akan  menjawab,  yang  jawab
              Kementerian Dalam Negeri," kata Andri.

              Sejak rapat seluruh Kepala Dinas Tenaga Kerja, Andri menyatakan terus melakukan koordinasi
              dengan asosiasi pengusaha yaitu Apindo dan Kadin, dan perwakilan dari Serikat Pekerja.

              "Sudah  ada  pembicaraan  setengah  kamar  dengan  Apindo,  dengan  Kadin,  serikat  pekerja,"
              ungkapnya.

              Dari  rapat  setengah  tersebut,  Andri  mengklaim  Apindo  dan  Kadin  tidak  mempermasalahkan
              kenaikan  UMP  5-10  persen.  Hanya  saja,  asosiasi  tersebut  menegaskan  tetap  menjalankan
              Peraturan Pemerintah PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              "Di situ (rapat setengah kamar) ketemu lah angka tetap. Apindo Kadin bilang kami taat PP 36,
              kalau aturan 5 persen 10 persen it's okay. Bahkan, unsur serikat naik tuh tadinya 3,57 persen
              naik jadi 5,1," kata Andri.

              Pada 16 Desember, Gubernur kemudian merilis Surat Keputusan (SK) yang merevisi keputusan
              kenaikan UMP menjadi 5,1 persen.

              Dua hari kemudian, 18 Desember, Menteri Tenaga Kerja merespon surat Gubernur yang intinya
              pengupahan tetap mengacu pada PP 36 Tahun 2021.

              Andri menyampaikan dasar Pemprov menaikan persentase pengupahan minimum yaitu keadilan
              bagi pekerja.

              "Kenapa Pemprov DKI melakukan itu yang pertama ya itu sedikit menyentuh rasa keadilan, tidak
              layak lah. Kemudian kita punya Undang-Undang Khusus yang Gubernur memiliki kewenangan
              memutuskan keputusan strategis," ujarnya.

              "Insya Allah UMP yang sudah kita revisi dan kita tetapkan Insya Allah bisa memberikan keadilan,"
              tegasnya.

              Pertimbangan Pemprov meningkatkan persentase UMP 2022 yaitu; Data Badan Pusat Statistik
              (BPS) DKI Jakarta, rerata inflasi di Ibu Kota selama Januari-November 2021 sebesar 1,08 persen.
              Adapun, rerata inflasi nasional selama Januari-November 2021 sebesar 1,30 persen. Sementara
              itu, dalam kurun waktu 6 tahun terakhir (2016-2021) rerata kenaikan UMP DKI Jakarta dengan
              mempertimbangkan nilai pertumbuhan ekonomi dan inflasi nasional adalah sebesar 8,6 persen.

              Kemudian, proyeksi Bank Indonesia yang disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia, proyeksi
              pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 4,7 persen sampai dengan 5,5
              persen, untuk inflasi akan terkendali pada posisi 3 persen (2-4 persen).
              Berdasarkan  proyeksi  Institute  For  Development  of  Economics  and  Finance  (Indef)
              memproyeksikan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 sebesar 4,3 persen.

              Dalam penjelasan tertulisnya, Anies menerangkan formulasi yang dipakai Pemprov DKI untuk
              pengkajian  ulang  standar  UMP  2022  menggunakan  variabel  inflasi  1,6  persen  dan  variabel
              pertumbuhan ekonomi nasional 3,51 persen.

              Dari  kedua  variabel  itu,  maka  keluar  angka  5,1  persen  atau  Rp4.641.854,  sebagai  angka
              kenaikan UMP tahun 2022.[bal].

                                                           289
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295