Page 94 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 94

Said  juga  mengatakan,  kenaikan  UMP  sebesar  5,1  persen  justru  akan  menguntungkan  para
              pengusaha.
              Pasalnya,  daya  beli  akan  meningkat  dan  perputaran  ekonomi  akan  semakin  cepat  sehingga
              pertumbuhan ekonomi akan semakin terasa.

              "Justru  kenaikan  UMP  di  DKI  Jakarta  yang  baru-baru  ini  direvisi  Gubernur  Anies  justru
              menguntungkan pengusaha, kenapa? karena akan terjadi (peningkatan) daya beli," kata Said.

              Pegusaha Rencana Menggugat Sebaliknya para pengusaha merasa keberatan dengan keputusan
              yang dilakukan oleh Anies.

              Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  memastikan  akan  menempuh  jalur  hukum  dengan
              menggugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) jika Kepgub terkait  kenaikan UMP 5,1
              persen di 2022 tetap terbit.
              Namun  di  sisi  lain  Apindo  akan  melakukan  pendekatan  dengan  Pemprov  DKI  untuk  kembali
              mendiskusikan kebijakan UMP, dikutip dari Tribunnews .

              Wakil Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Apindo DKI Jakarta Nurjaman berharap Anies tidak
              menerbitkan  Kepgub  yang  menetapkan  kenaikan  UMP  5,1%  sebab  malah  akan  membuat
              kegaduhan di dunia usaha yang tengah terdampak pandemi.

              Tentu hal tersebut sangat disayangkan oleh Apindo.

              "Kami sangat menyayangkan sekali atas kebijakan tersebut," ujarnya.

              Nurjaman menyatakan, pihaknya menolak keras keputusan kenaikan UMP sebesar 5,1% karena
              selain memberatkan pelaku usaha, tetapi juga menyalahi aturan.

              Apindo menilai hal tersebut bertentangan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun
              2021, yang menyebut bahwa seluruh pemerintah provinsi di Indonesia harus menetapkan UMP
              sebelum 21 November 2021.

              Pemerintah Menyayangkan Senada dengan para pengusaha, Pemerintah Indonesia dalam hal ini
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyayangkan atas keputusan Anies Baswedan .
              Hal  tersebut  menurut  Kemnaker  tidak  sesuai  dengan  peraturan  yang  berlaku,  dikutip  dari
              Kompas.com.

              Bahkan  diketahui  Kemnaker  akan  lakukan  berkoordinasi  dengan  Kementerian  Dalam  Negeri
              (Kemendagri)  untuk  menindaklanjuti  keputusan  kepala  daerah  yang  menetapkan  UMP  tidak
              sesuai dengan formula yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021
              tentang Pengupahan.

              Kepala Biro Humas Kemnaker Chairul Fadhly Harahap menegaskan, kenaikan UMP pada 2022
              mesti sesuai dengan formula baru dalam PP 36/2021.

              PP 36/2021 tentang Pengupahan itu merupakan peraturan turunan dari UU Nomor 11 Tahun
              2020 tentang Cipta Kerja.

              Diketahui  berdasarkan  penghitungan  dengan  PP  36/2021,  Kemnaker  menetapkan  rata-rata
              kenaikan UMP sebesar 1,09 persen.
              (Tribunnews.com/Garudea  Prabawati)  (TribunJakarta.com/Dionisius  Arya  Bima  Suci  )
              (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Tsarina Maharani).


                                                           93
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99