Page 80 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JULI 2020
P. 80

SURABAYA,    :  Pandemi  Covid-19  telah  mengubah  kehidupan  masyarakat,  tidak  terkecuali
              budaya kerja di lingkungan BPJamsostek. Guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19,
              maka BPJamsostek telah meluncurkan layanan layanan tanpa kontak fisik atau Lapak Asyik sejak
              pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

              Direktur Pelayanan, Krishna Syarif menjelaskan bahwa protokol Lapak Asik yang diberlakukan
              BPJamsostek sejak awal penerapan PSBB telah membuka wawasan baru. Pandemi secara tidak
              langsung telah mengarahkan untuk mengubah mekanisme layanan agar beralih menjadi online
              atau tanpa kontak fisik dengan menyediakan beragam kemudahan namun harus tetap menjaga
              keamanan dan kerahasiaan data.

              "Protokol Lapak Asik ini terbukti mampu mendorong masyarakat pekerja untuk juga beradaptasi
              dengan tatanan baru pelayanan BPJamsostek. Untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya
              ketidaknyamanan  dari  peserta  saat  mengakses  Lapak  Asik,  kami  terus  belajar  dan
              mengembangkan sistem agar tetap reliable", tutur Krishna Syarif saat Webinar BPJamsostek
              dengan  tema  "Pelayanan  Tanpa  Kontak  Fisik",  Kamis  ,(9/7/2020).  Acara  diikuti  oleh  Ketua
              Dewan  Pengawas  BPJamsostek,  Guntur  Witjaksono,  Direktur  Utama  Agus  Susanto,  Direktur
              Pelayanan,  Krishna  Syarif,  dan  Direktur  Perencanaan  Strategis  dan  Teknologi  Informasi,
              Sumarjono    Turut  hadir  dalam  kegiatan  tersebut,   Wakil  Ketua  Komisi  IX  DPR  RI, Emanuel
              Melkiades  Laka  Lena,  Direktur  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan  Jamsostek  Kementerian
              Ketenagakerjaan,  Haiyani  Rumondang,  Direktur  Anggaran  Bidang  Perekonomian  dan
              Kemaritiman  Kementerian  Keuangan,  Made  Arya  Wijaya.  Juga  hadir  dalam  webinar,  Deputi
              Komisioner Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank, Moch Ihsanuddin, perwakilan dari DJSN,
              Paulus Agung Pambudi, dan perwakilan dari Ombudsman, Laode Ida.

              Lebih lanjut Sumarjono mengatakan bahwa saat ini BPJamsostek terus berusaha untuk dapat
              beradaptasi dan perkembangan BPJamsostek dalam menerapkan teknologi dinilai sangat baik.
              "Mulai  dari  sistem  administrasi  kepesertaan,  pengajuan  klaim  hingga  aplikasi  mobile  yang
              mendukung  berbagai  fitur  tambahan  untuk  memenuhi  kebutuhan  peserta.  Semua  telah
              diterapkan  di  BPJamsostek  dan  berjalan  dengan  baik.  Termasuk  juga  dengan  sistem  yang
              digunakan  oleh  protokol  Lapak  Asik,  semua  dikembangkan  dan  dikelola  oleh  internal
              BPJamsostek," ujar Sumarjono.

              Disisi lain, BPJamsostek tetap memberikan pilihan layanan offline kepada peserta jika mereka
              menemui  kendala  dalam  mengajukan  aplikasi  melalui  Lapak  Asik.  Layanan  One  to  Many
              diharapkan menjadi solusi untuk dapat mengakomodir kendala yang dialami peserta.

              "Kami  bahkan  telah  membuka  layanan  offline  di  Kantor-kantor  Cabang  dengan  tetap
              berpedoman pada kebijakan PSBB. Layanan One to Many yang kami terapkan dinilai mampu
              memberikan layanan yang optimal dengan waktu yang efisien," imbuh Agus.

              Dan  sejak  diberlakukannya  protokol  Lapak  Asik  dan  layanan  One  to  Many,  terjadinya
              peningkatan jumlah peserta BPJamsostek yang mendapat pelayanan. Jika sebelumnya pada
              masa-masa normal jumlah peserta yang dilayani sebanyak 8 ribu orang, di era new normal
              pekerja yang dilayani rata-rata mencapai 15 ribu orang. Bahkan pada tanggal 2 Juli, sempat
              mencapai lebih dari 16.800 orang per hari di seluruh Indonesia. Hal ini tidak lain karena adanya
              peningkatan  kapasitas  baik  dari  infrastruktur  TI  maupun  personil  yang  bertugas  di  bagian
              Customer Service.

              Senada dengan peningkatan layanan, terhitung hingga Juni 2020, jumlah pengajuan klaim JHT
              (Jaminan  Hari  Tua)  mencapai  1,15  juta  kasus  atau  meningkat  10%  (yoy)  dengan  nominal
              mencapai  Rp14,35  Triliun  atau  meningkat  16%  (yoy).  Jika  dilihat  dari  pengajuan  klaim
              sepanjang bulan Juni 2020, terjadi lonjakan sebesar 131% atau sebanyak 287,5 ribu dengan
              nominal  Rp3,51  Triliun,  dimana  jumlah  tersebut  meningkat  129%  lebih  besar  dibanding

                                                           79
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85