Page 22 - Berita Omnibus Law Cipta Kerja 17-18 Februari 2020
P. 22

Saat ini, Indonesia didera hiperregu-lasi. Ada 8.470 peraturan pusat, 14.758 peraturan menteri, 4.317
               peraturan  LPNK,  dan  15.966  peraturan  daerah.  'Total  ada  43.511  peraturan.  Presiden  punya
               kewenangan dalam melakukan harmonsasi peraturan ini," kata Airlangga.
               Namun,  untuk  mengubah  sebuah  UU,  pemerintah  harus  ke  DPR  Itulah  sebabnya,  pemerintah
               mengajukan RUU Perpajakan, RUU Cipta Kerja, dan RUU Ibu Kota Baru.

               Transformasi  struktural  ekonomi  Indonesia  dibutuhkan  untuk  mendongkrak  laju  pertumbuhan
               ekonomi 5,7-6% dan membuka lapangan kerja

               bagi 7 juta penganggur terbuka, 2,2 juta anggatan kerja baru, 8,1 juta setengah penganggur, dan 28,4
               juta pekerja paruh waktu.
               Daya saing Indonesia sangat rendah dibanding sesama negara Asian. Kondisi ini disebabkan oleh faktor
               korupsi, inefesiensi birokrasi, akses pendanaan, infrastruktur, kepastian kebijakan, kenaikan upah, dan
               sebagainya.
               Di  mata  pengusaha  Jepang,  tingkat  produktivitas  Indonesia  berada  di  peringkat  ke-7.  Kalah  dari
               Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Laos, dan Malaysia. "Perusahaan yang hendak relokasi dari RRT
               memilih Vietnam dan Thailand," ujar Airlangga.
               Dukungan DPR

               Omnibus law yang digunakan pemerintah, kata Airlangga, mendapat dukungan penuh DPR dari enam
               partai koalisi. RUU Omnibus Law yang diajukan didukung oleh sekitar 75% suara di DPR

               RUU Perpajakan kini dibahas di Komisi XI DPR dan RUU Ibu Kota di Komisi II. Sedang RUU Cipta Kerja
               yang diajukan Rabu (12/2) pekan lalu, belum diputuskan untuk dibahas di komisi tertentu. Airlangga
               yakin, RUU Cipta Keija dan dua RUU lainnya akan beijalan mulus di DPR

               "Kita tidak bicara untung-rugi bagi pekerja dan pemberi kerja. RUU Cipta Keija ini penting bagi bangsa,"
               tandas

               Airlangga.

               Pesangon dan Penghargaan
               Berdasarkan draf RUU Ciptaker yang diperoleh Investor Daily, kewajiban pemberian pesangon dalam
               RUU Ciptaker dan UU No 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan sama persis.

               Baik dalam draf RUU Ciptaker maupun UU Ketenagakerjaan, pekerja dengan masa kerja kurang dari 1
               tahun mendapat 1 bulan upah, masa keija 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun mendapat 2
               bulan upah, masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun mendapat 3 bulan upah, dan
               masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun mendapat 4 bulan upah.
               Adapun pekeija dengan masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun memperoleh 5 bulan
               upah, masa kerja 5 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 tahun mendapat 6 bulan upah, masa kerja 6
               tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun mendapat 7 bulan upah, masa keija 7 tahun atau lebih
               tetapi kurang dari 8 tahun mendapat 8 bulan upah, dan masa kerja 8 tahun atau lebih mendapat 9
               bulan upah.

               Sementara  itu,  untuk  uang  penghargaan  masa  kerja,  draf  RUU  Ciptaker  mengamanatkan  pekerja
               dengan masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun mendapat 2 bulan upah, masa keija
               6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun mendapat 3 bulan upah, dan masa kerja 9 tahun atau
               lebih tetapi kurang dari 12 tahun mendapat 4 bulan upah.
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27