Page 142 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 APRIL 2021
P. 142

MENAKER TERBITKAN SURAT EDARAN, THR WAJIB DIBAYARKAN PENUH

              BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah menerbitkan S
              urat Edaran (SE) nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari
              Raya Keagamaan Tahun 2021 bagi pekerja/buruh di perusahaan.

              SE yang ditandatangani pada tanggal 12 April 2021 ini ditujukan kepada para Gubernur di seluruh
              Indonesia.

              "Pemberian THR Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha
              kepada pekerja/buruh. Pemberian THR Keagamaan bagi pekerja/buruh merupakan upaya untuk
              memenuhi kebutuhan pekerja/buruh dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan.
              Secara khusus, dalam masa pemulihan ekonomi ini, THR tentu dapat menstimulus konsumsi
              masyarakat  yang  mendorong  pertumbuhan  ekonomi,"  ujar  Menaker  dalam  keterangan  pers,
              Jakarta, Senin (12/04/2021), seperti dikutip laman Setkab RI.

              Dalam  surat  edaran  tersebut,  Menaker  menyatakan,  SE  pelaksanaan  THR  berdasarkan  P
              eraturan Pemerintah (PP) nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan d an Peraturan Menteri
              Ketenagakerjaan  nomor  6  tahun  2016  tentang  Tunjangan  Hari  Raya  Keagamaan  bagi
              Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              Ia meminta perusahaan agar waktu pembayaran THR Keagamaan dilakukan paling lama 7 hari
              sebelum hari raya keagamaan. "Saya tekankan bahwa THR Keagamaan wajib dibayarkan paling
              lama 7 hari sebelum hari raya keagamaan pekerja/buruh yang bersangkutan," ujarnya.

              Adapun dalam pelaksanaannya, pembayaran THR Keagamaan diberikan kepada pekerja/buruh
              yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih. THR Keagamaan
              juga  diberikan  kepada  pekerja/buruh  yang  mempunyai  hubungan  kerja  dengan  pengusaha
              berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.

              Terkait jumlah besaran, bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus
              menerus atau lebih, THR diberikan dengan ketentuan sebesar 1 bulan upah.

              Sementara bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus,
              tetapi kurang dari 12 bulan, THR diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa
              kerja dibagi 12 bulan kemudian dikali 1 bulan upah.

              Adapun  bagi  pekerja/buruh  yang  bekerja  berdasarkan  perjanjian  kerja  harian  yang  telah
              mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah
              yang diterima selama 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

              Sedangkan bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1
              bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.
              Selanjutnya, dalam SE juga dijelaskan bagi perusahaan yang masih terdampak pandemi Covid-
              19 dan berakibat tidak mampu memberikan THR Keagamaan tahun 2021 sesuai waktu yang
              ditentukan dalam peraturan perundang-undangan, Menaker meminta gubernur dan Bupati/Wali
              Kota  agar  memberikan  solusi  dengan  mewajibkan  pengusaha  melakukan  dialog  dengan
              pekerja/buruh untuk mencapai kesepakatan yang dilaksanakan secara kekeluargaan dan dengan
              iktikad baik.

              "Kesepakatan tersebut dibuat secara tertulis dan memuat waktu pembayaran THR Keagamaan
              dengan  syarat  paling  lambat  dibayar  sampai  sebelum  Hari  Raya  Keagamaan  tahun  2021
              pekerja/buruh yang bersangkutan," ujarnya.




                                                           141
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147