Page 137 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 APRIL 2021
P. 137

Ringkasan

              Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran (SE) No. M/6/HK.04/IV/2021 tentang pemberian THR di
              tahun 2021 untuk memastikan para pengusaha membayar THR menjelang Hari Raya Idulfitri.
              Sekretaris  Jenderal  Organisasi  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (OPSI)  Timboel  Siregar  menilai  SE
              tersebut, khususnya yang terkait dengan perusahaan yang terdampak Covid-19 sehingga tidak
              mampu membayar THR 2021 sesuai waktu yang ditentukan, menimbulkan ketidakpastian.



              BURUH: SE MENAKER BERI PELUANG BESAR PENGUSAHA MENGEMPLANG BAYAR
              THR 2021

              Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran (SE) No. M/6/HK.04/IV/2021 tentang pemberian THR di
              tahun 2021 untuk memastikan para pengusaha membayar THR menjelang Hari Raya Idulfitri.
              Sekretaris  Jenderal  Organisasi  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (OPSI)  Timboel  Siregar  menilai  SE
              tersebut, khususnya yang terkait dengan perusahaan yang terdampak Covid-19 sehingga tidak
              mampu membayar THR 2021 sesuai waktu yang ditentukan, menimbulkan ketidakpastian.

              Ia menilai SE tersebut memuat klausa yang membingungkan terutama pada poin pertama yang
              menyebutkan  bagi  perusahaan  yang  tidak  mampu  dan  membuat  kesepakatan,  disebutkan
              kesepakatan dibuat secara tertulis yang memuat waktu pembayaran THR dengan syarat paling
              lambat dibayar sebelum hari raya keagamaan 2021.
              "Dengan klasula tersebut saya menilai pengusaha yang tidak mampu karena terdampak Covid-
              19 dipaksa membayarkan THR paling lambat H-1 (sebelum hari raya). Saya nilai klausula ini
              sangat  membingungkan  dan  sangat  sulit  dilaksanakan  oleh  perusahaan.  Poin  1  ini  hanya
              mengubah waktu pembayaran dari H-7 ke H-1. Poin 1 ini tidak membuka ruang perusahaan yang
              tidak  mampu  untuk  mencicilnya,"  ucapnya  lewat  keterangan  tertulisnya,  Jakarta,  Selasa
              (13/4/2021).

              Ia  juga  mengkritisi  terkait  muatan  SE  tersebut  yang  mengatakan  perusahaan  tidak  mampu
              membayar THR pada H-7 karena terdampak Covid-19 dan tidak diberi ruang mencicil, diwajibkan
              membayar THR di H-1. Menurutnya, perusahaan akan sangat sulit mencari dana dalam waktu
              enam hari.

              Ia  menerangkan,  kewajiban  pembayaran  H-1  bagi  perusahaan  yang  terdampak  Covid-19,
              tentunya akan juga menjadi masalah bagi buruh. Sebab, bila H-1 tidak juga dibayarkan oleh
              perusahaan, apa yang bisa dilakukan Pengawas Ketenagakerjaan karena pada H-1 dipastikan
              Pengawas Ketenagakerjaan, manajemen dan pekerja sudah libur.

              "Andai kata pun pembayaran THR di H-1 dilakukan maka kapan waktu pekerja untuk berbelanja
              mempersiapkan  makan  minum  dan  kebutuhan  anak-anak  untuk  hari  raya,  karena  besoknya
              sudah  Hari  Raya.  Dana  THR  berpotensi  tidak  bisa  dibelanjakan  sehingga  harapan  Menko
              Perekonomian dana THR untuk mendukung konsumsi masyarakat tidak tercapai," ucapnya.

              Dengan  begitu,  katanya,  perubahan  waktu  pembayaran  THR  dari  H-7 ke  H-1  maka peluang
              pengusaha  yang  terdampak  Covid-19  untuk  mengemplang  bayar  THR  akan  semakin  besar.
              Soalnya, tidak diberi ruang untuk membangun kesepakatan membicarakan termin pembayaran.

              "Kalau hanya mengubah waktu pembayaran dari H-7 ke H-1 maka poin 2, 3 dan 4 akan relatif
              percuma, mengingat akan ada kesulitan perusahaan yang terdampak Covid-19 untuk membayar
              THR pada H-1," katanya.




                                                           136
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142