Page 39 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 FEBRUARI 2020
P. 39
dan gigih saat bekerja. Pergi pagi pulang malam. Gigih memperjuangkan gaya
hidup. Namun sayang, di saat yang sama, mereka kurang gigih dalam
mempersiapkan masa pensiun. Tidak punya program pensiun. Hingga akhirnya,
tidak punya topangan dana yang cukup untuk masa pensiun.
Maka suka tidak suka, pemberi kerja maupun pekerja perlu menyadari akan
pentingnya mendanakan pensiun atau pesangon sejak dini, sejak sekarang. Untuk
memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk pensiun atau pesangon. Karena
jika tidak, maka realitas 7 dari 10 pensiunan di Indonesia bermasalah secara
keuangan akan tetap abadi.
Jadi urusan pensiun atau pesangon, bukan soal besar kecilnya. Tapi kemauan untuk
mendanakan dari sekarang. Dan salah satunya dapat ditempuh melalui program
DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang ada di pasaran. Karena DPLK,
memang didedikasikan secara khusus untuk persiapan masa pensiun bagi pekerja
atau pendanaan pesangon bagi pemberi kerja atau pengusaha.
Ada 3 keuntungan mendanakan pensiun atau pesangon melalui DPLK, yaitu:
1. Adanya pendanaan yang pasti saat diperlukan,baik untuk pensiun atau pesangon,
2. Adanya hasil investasi yang signifikan selama menjadi peserta DPLK,
3. Adanya insentif perpajakan saat uang pensiun dicairkan. Tentu, semuanya
ditujukan untuk kesejahteraan masa pensiun pekerja. Di samping untuk
mempertahankan gaya hidup di saat pekerja tidak bekerja lagi.
Oleh karena itu, pemberi kerja atau pekerja harus berani dan sadar akan pentingnya
mempersiapkan masa pensiun. Dengan menyisihkan sebagian dana setiap bulannya
untuk disetor ke DPLK sebagai tabungan pensiun. Karena DPLK adalah solusi
keuangan bagi pekerja dalam menghadapi masa pensiun; solusi finansial pemberi
kerja dalam pengakhiran masa kerja karyawannya.
Lalu, untuk apa program pensiun?
Tentu, untuk memenuhi kebutuhan biaya dan gaya hidup di masa pensiun, di saat
pekerja tidak bekerja lagi. Karena menurut kajian, seorang pensiunan dianggap
dapat hidup layak di masa pensiun bila memiliki dana 70%-80% dari gaji terakhir.
Itulah yang disebut tingkat penghasilan pensiun (TPP). Artinya, pekerja ber-gaji
terakhir 10 juta maka membutuhkan 7-8 juta per bulan di masa pensiun.
Agar tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup, di samping mempertahankan gaya
hidupnya. Sementara program wajib seperti JHT (Jaminan Hari Tua) BP Jamsostek
yang iurannya 5,7% per bulan tentu tidak mencukupi. Hanya mampu meng-cover
13% dari TPP. Maka dapat dipastikan, ada kekurangan dana untuk bisa mencapai
TPP yang layak bagi pekerja.
Bila ada pekerja yang takut akan masa pensiun, pasti karena mereka tidak punya
program pensiun. Bila ada pensiunan yang tidak bahagia di masa pensiun, pasti
Page 38 of 151.