Page 37 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 FEBRUARI 2020
P. 37

"Maka dihapusnya pasal ini menjadikan PKWT tidak ada batasan apapun dan tanpa
               batas," katanya.

               Kelima, Pasal 61 dengan penambahan huruf c yang memasukkan selesainya suatu
               pekerjaan tertentu, akan membuat adanya PHK yang terjadi tanpa batas karena
               PKWT diadakan atas kesepakatan dan tanpa ada syarat apapun dengan dihapusnya
               pasal 59. Keenam, Pasal 77 ayat (2) berubah yang dulu diatur 7 jam sehari untuk 6
               hari kerja dan 8 jam sehari untuk 5 hari kerja menjadi paling lama 8 jam 1 hari dan
               40 jam seminggu.

               "Ketujuh, Pasal 78 ayat (1) mengubah ketentuan waktu kerja lebur dari 3 jam dalam
               satu hari dan 14 jam dalam satu minggu menjadi 4 jam dalam sehari dan 18 jam
               dalam satu minggu. Kedelapan, Pasal 88 B menyebutkan upah ditetapkan
               berdasarkan: a. satuan waktu; dan/atau b. satuan hasil. Artinya, upah berdasarkan
               satuan waktu yang akan menjadi dasar penghitungan upah perjam," ungkapnya.

               Kesembilan, Pasal 88C ayat 1 menyebutkan Gubernur menetapkan upah minimum
               sebagai jaring pengaman.

               "Dengan ditetapkannya upah hanya Upah minimum provinsi, sehingga ini akan
               menghilangkan jenis-jenis upah yang ada seperti upah minimum Kabupaten/kota
               dan upah sektoral. Pada intinya RUU ini sangat liberal. Mustahil itu dalam 100 hari
               RUU Omnibus Law Cipta Kerja jadi. Banyak masalah itu," tutupnya.[Ivs].












































                                                       Page 36 of 151.
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42