Page 26 - Filsafat Illmu dan Rekonstruksi Teori - Markani
P. 26

dikemukakan  oleh  Dewey,  bahwa  filsafat  pragmatisme
               bertujuan  untuk  memperbaiki  kehidupan  manusia  serta
               aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan manusiawi ( Titus dkk,
               1984 : 353).

                       Menurut Ornstein and Levine (1985: 186), epistemologi
               adalah  bidang  filsafat  yang  berbicara  tentang  pengetahuan,
               dan dalam bidang pendidikan lazim dikaitkan dengan metode
               belajar-mengajar.  Sedangkan  menurut  Imam  Barnadib
               (1994:7),  “cabang-cabang  suatu  sistem  filsafat  dapat
               mendasari  berbagai  pemikiran  mengenai  pendidikan.”  Pada
               bagian  lain,  Barnadib  mengemukakan  bahwa  “epistemologi
               diperlukan  antara  lain  dalam  hubungan  dengan  penyusunan
               kurikulum  yang  lazimnya  diartikan  sebagai  sarana  untuk
               mencapai  tujuan  pendidikan,  dapat  diumpamakan  sebagai
               jalan  raya  yang  perlu  dilewati  oleh  siswa  atau  murid  dalam
               usahanya untuk mengenal dan memahami pengetahuan. Agar
               mereka  berhasil  dalam  mencapai  tujuan  ini  perlu  mengenal
               hakekat pengetahuan, sedikit demi sedikit.” (Barnadib, 1994:
               21).

                       William James, dalam Pragmatism: A New Name for an
               Old way of Thinking (1970) memulai pembahasannya pada bab
               pertama  dengan  ‘problematika  filsafat  saat  ini.’  James
               menunjukkan  perdebatan  alot  antara  empirisme  dan
               rasionalisme, yang memegang teguh asumsi mereka masing-
               masing; satu memuja fakta, yang lain memuja prinsip logika. Ia
               mencoba  mensintesiskan  antara  rasionalis  yang  cenderung
               menekankan  kehendak  bebas  dan  agak  dogmatis,  dengan
               empiris  yang  fatalis  tetapi  lebih  skeptis  dan  terbuka  untuk
               diskusi. Ia membedakan aliran filsafat yang tender-minded dan
               tough-minded. Pemikiran tender-minded bersifat Rationalistic
               (melalui  ’principles’),  Intellectualistic,  Idealistic,  Optimistic,



                                             17
                                                    Filsafat Ilmu & Rekonstruksi Teori
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31