Page 65 - Filsafat Illmu dan Rekonstruksi Teori - Markani
P. 65
“Vocational or technical training or retraining which given in
schools or classes under public supervision and control or
under contract with a State Board or local education agency
and is conducted as part of program designed to prepare
individuals for gainful employment as semi-skilled or skilled
worker or technicians or sub-professionals in recognized
occupations and in new and emerging occupation or to prepare
individuals for employment in occupation which the
Commissioner determines”.
Sebelum dan setelah diamandemen pengertian
pendidikan vokasi menyatakan tiga hal yang sama yaitu
pendidikan, pelatihan (training), dan pelatihan kembali
(retraining). Pendidikan, pelatihan, dan pelatihan kembali
memerlukan adanya supervisi dari masyarakat dan
dikendalikan atau dibawah kontrak badan/lembaga atau agen
pendidikan lokal setingkat dinas pendidikan. Agen-agen
pendidikan kejuruan/vokasi sema-cam asosiasi profesi,
asosiasi pekerja, ikatan alumni, komite sekolah, dinas
pendidikan, praktisi, pimpinan industri, pimpinan bengkel,
pengusaha dilibatkan secara aktif dalam pengembangan
program kurikulum dan pembelajaran pelatihan dalam
menyiap-kan individu sebagai pekerja tangguh dalam
menguasai skill dan semi skill kerja, atau menjadi teknisi dan
profesionalis.
Program pendidikan kejuruan dan vokasi harus selalu
dekat dengan lapangan kerja, berpikir terus mengembangkan
ketrampilanketrampilan pekerjaan baru dan menyiapkan
individu untuk lapangan pekerjaan atau jabatan baru.
Pendidikan vokasi memer lukan supervisi dari masyarakat
sehingga masyarakat pengguna pendidikan vokasi paham
betul dengan program-program yang diselenggarakan oleh
56
Filsafat Ilmu & Rekonstruksi Teori