Page 245 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 245
Pohon ini dibagikan secara massal melalui birokrasi yang lebih
tinggi kepada yang lebih rendah, untuk ditanam di seluruh pen
juru negeri. Pohon dengan bunga berbentuk serupa daunnya
ini merupakan simbol persatuan nusantara di bawah kekuasa
an yang sedang berlangsung di masa itu. Kekuasaan Majapahit
Mataram modern. Tapi banyak birokrat tak membedakan
simbol dari jimat. Ada yang bilang bahwa pohon nusa indah itu
bertuah. Di mana ia ditanam, di situlah kekuasaan Majapahit
Mataram modern bertumbuh.
SD Negeri itu adalah satusatunya sekolah desa. Hari
itu Jumat, hari olah raga. Dari pengeras suara, musik mars
berdentumdentum—do si la sol, do si la sol—menambah
tenaga di pagi hari. Sebagaimana diwajibkan di semua sekolah
di negeri ini pada masa itu, anakanak melakukan Senam
Kesegaran Jasmani sebelum pelajaran dimulai.
Hari ini tak ada pelajaran setelah senam. Sebab ini adalah
hari Jumat mendekati perayaan Kemerdekaan 17 Agustus.
Inilah hari kerja bakti. Halaman akan dibersihkan. Dinding
sekolah akan dilabur dengan air kapur yang disapukan mema
kai merang.
Sebagian besar murid berkumpul dalam pasukan kerja
bakti. Tapi, ada sejumlah kecil yang mendapat tugas lain.
Mereka berkumpul dalam sebuah kelas, di mana bergantung
gambar pahlawan, serta potret Presiden Jenderal Purnawira
wan Soeharto dan wakilnya Sudharmono. Mereka adalah
anakanak terpilih. Muridmurid yang dianggap memiliki ba
kat menyanyi, musik, akting, dan berwajah paling rupawan,
dari kelas satu sampai kelas enam. Mereka terpilih untuk me
mentaskan drama tujuhbelasan. Akan ada pertandingan drama
sekabupaten. Para juri dari kabupaten akan datang menilai
dan menentukan sepuluh teater terbaik. Sepuluh grup itu
akan dibawa ke ibukota kabupaten untuk berpentas dalam tiga
hari perayaan besar. Mereka akan naik panggung di hadapan
23