Page 242 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 242

Lalu Nyi Manyar sedikit menyesal memberi tahu tentang
               putra pertama. Tapi ia tak layak membohongi pasangan yang
               kepadanya ia hendak menitipkan bayi.
                   Bayi  yang  dahulu  diberikan  kepada  lelaki  yang  datang
               oleh panggilan si Burung Siung—sahut Nyi Manyar. Tapi bayi
               yang ini lahir pada saat putra kalian pergi. Karena itu, meski
               si Burung Siung telah terbang membawa pesan, lelaki itu tidak
               datang untuk menjemput anak ini.
                   Parlan  dan  Mentel  percaya,  itu  merupakan  tanda  bahwa
               bayi  Kupukupu  memang  dititipkan  bagi  mereka.  Keduanya
               berharap  dan  pelan­pelan  percaya,  bahwa  roh  putra  mereka
               menitis kembali dalam bayi ini. Sebab, dengan demikian tentu­
               lah bayi ini lahir beberapa saat setelah Ajisaka menggantung
               diri. Setelah roh anak lelaki malang itu terlepas dari tubuhnya
               yang menderita, roh itu melayang­layang dalam bingung dan
               kesepian  sementara,  sesaat  sebelum  masuk  ke  dalam  janin
               yang sedang menjadi dalam sebuah kandungan. Janin itu lahir
               menjadi bayi. Bayi itu kembali kepada ayah ibunya. Parlan dan
               Mentel tak bisa bersyukur lebih banyak lagi. Putra mereka telah
               pulang ke rumah. Namanya kini Kupukupu. Nama yang ringan
               dan manis. Semoga anak ini tidak keberatan nama. Kupukupu.
                   Namun, demi menyerahkan amplop uang itu kepada pa­
               sangan Parlan dan Mentel, suatu rasa menyergap Nyi Manyar.
               Sebelah kanan dirinya merasa sedih dan sebelah kirinya mengi­
               latkan waspada. Ia sedih oleh sesuatu yang tak bisa diperikan.
               Mentel  yang  kenes  itu  bagaimanapun  cukup  senang  melirik
               dan  bergunjing.  Mentel  lebih  punya  rasa  ingin  tahu.  Parlan
               lebih punya kepasrahan. Parlan akan menerima anak itu dan
               sumbangan yang akan datang setiap bulan tanpa nama serta
               mensyukurinya. Mentel akan mensyukurinya pula, tapi ia tak
               bisa tidak bertanya. Keingintahuan itu akan mendapat jawaban
               melalui satu atau lain jalan. Kelak, Kupukupu akan tahu bahwa
               ia berabang­adik dengan Parang Jati. Dan bukan itu saja yang


            232
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247