Page 237 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 237

Dari  luar,  Suhubudi  reja­mulya.  Orang­orang  besar  dari
                 luar desa, bahkan dari luar negeri, orang Jawa maupun kulit
                 putih,  dengan  mobil  mewah  maupun  kendaraan  sewaan  se­
                 derhana, mencium tangannya. Mereka bertamu ke rumahnya
                 dan  belajar  padanya  mengenai  kebijaksanaan.  Keratonnya
                 dikenal oleh orang asing sebagai Padepokan Perguruan Budi.
                 Permata Budi dari Timur. Bangsalnya penuh lontar dan buku.
                 Lelaki  itu  menguasai  tujuh  bahasa  asing  tujuh  bahasa  kuno
                 dan  membaca  segala  kitab  suci.  Nyi  Manyar  menelan  ludah.
                 Ia,  juru  kunci  mataair  yang  dipandang  oleh  Suhubudi  pula;
                 bagaimanapun  ia  hanya  orang  desa  yang  tak  sungguh  mem­
                 baca­menulis.  Ia  berakar  di  tanah  ini  dan  terhubung  dengan
                 langit di atas tanah ini. Ia hanya bisa bercakap­cakap dengan
                 bahasa  yang  sempit  meski  sangat  dalam  lagi  tinggi.  Sejenis
                 bahasa yang vertikal. Sedikit sekali orang, bahkan di desa ini,
                 yang  bisa  mengerti  ucapannya.  Suhubudi  adalah  salah  satu
                 juru tafsirnya. Sebaliknya, lelaki ini menguasai pelbagai bahasa
                 yang  horisontal,  sehingga  ia  bisa  berbicara  dengan  banyak
                 manusia dari segala penjuru dunia. Nyi Manyar tahu, ia hanya
                 memegang kunci ke bawah dan ke atas. Tapi Suhubudi memi­
                 liki kunci­kunci ke pintu­pintu dunia. Nyi Manyar meletakkan
                 bayi  itu  kembali  ke  dalam  keranjang.  Bocah  ini,  yang  akan
                 hidup dalam buana yang lebih rumit daripada yang ia alami,
                 buana yang tak lagi mendengarkan suara­suara roh alam, harus
                 ia serahkan kepada Suhubudi.
                     Nyi Manyar menyuruh agar burung siung di pohon maja
                 itu terbang dan memanggil Suhubudi.













                                                                        22
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242