Page 236 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 236

tidaklah cukup untuk menangkal. Ilmunya hanya cukup untuk
               mengetahui bahwa kelak sendang akan lenyap satu per satu.
               Dan, lihatlah, sebagai pawang ia tahu betul bahwa hujan pun
               tak  bisa  kita  panggil.  Hujan  hanya  bisa  kita  tangkal.  Kelak,
               ketika mataair telah lenyap dan hujan telah pergi meninggalkan
               negeri ini, tak ada lagi yang perlu ia tangkal. Ia tak diperlukan
               lagi di sini.
                   Karena  itu  bayi  ini  harus  menjadi  anak  yang  pintar  dan
               kuat di buana yang baru. Bayi ini harus jatuh kepada dia yang
               bisa  menyediakan  kehidupan  dan  pendidikan  yang  terbaik.
               Satu­satunya  orang  di  desa  ini  yang  bisa  memberikannya
               adalah lelaki pemelihara windu, wuku, tahun, bulan, dan pekan
               Jawa purba itu. Suhubudi.

                   Tapi dengan segala kepekaan yang ia miliki, Nyi Manyar
               tahu  bahwa  Suhubudi  pun  memiliki  dua  sisi,  yang  bukan
               terpisah kanan kiri, melainkan muncul berganti­ganti seperti
               Trimurti. Jika Nyi Manyar adalah seorang ibu dan sosok zirah
               dalam satu keadaan, yang akan menilik engkau dengan mata
               manusia di kanan dan mata pedang di kiri, tak menyembunyi­
               kan sisi lain, Suhubudi adalah ayah yang penyantun, raja yang
               bijak. Lalu tiba­tiba ia adalah gusti pangeran yang ingin mem­
               buktikan kuasa. Manyar tahu, Suhubudi hanya menunjukkan
               wajah itu di tempat­tempat terdalam. Dan hanya kepada mere­
               ka  yang  berada  di  dalam  tempat­tempat  terdalam  itu.  Sebab
               itu si lelaki memiliki keraton dengan lahan dan wilayah hutan
               beberapa hektar luasnya. Yang tak bisa dimasuki oleh mereka
               yang tak diundang. Di dalam sana, di tempat terdalam, ia se­
               waktu­waktu menampakkan wujud gusti pangeran yang sewe­
               nang­wenang. Nyi Manyar tertegun sesaat sambil menimang­
               nimang bayi yang memandang balik kepadanya dengan mata
               bidadari. Akankah ia serahkan bayi ini ke tempat terdalam itu?




            22
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241