Page 231 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 231

ngan  seorang  pertapa  dan  berakhir  dengan  membunuh  sang
                 pertapa. Karena perbuatannya yang biadab, Raja Pajajaran itu
                 dikutuk. Ia akan mati dibunuh oleh putranya sendiri, yang lahir
                 dari seorang selir. Demi mendengar kutukan itu, Raja Pajajaran
                 memerintahkan semua bayi lelaki dari para selirnya diracun,
                 dibunuh, dan dipotong­potong.
                     Tapi, dari seorang selir lahirlah bayi yang tampan bersinar
                 bulan.  Para  dayang  tidak  tega  mencincang  bocah  itu.  Maka
                 mereka menaruhnya dalam sebuah peti yang kemudian ditutup
                 dan  dilarung  di  kali  Karawang.  Dialah  bayi  yang  ditemukan
                 oleh lelaki penangkap ikan dan dinamai Siung Wanara. Sebab
                 di  masa kecilnya  ia berteman  dengan  si  burung  siung  dan si
                 kera wanara.
                     Pendek cerita, Siung Wanara tumbuh dan menjadi jejaka.
                 Ia  kembali  ke  istana  dan  membunuh  ayahnya  sendiri,  lelaki
                 yang  memerintahkan  agar  ia  dibantai  selagi  bayi.  Terjadilah
                 supata sang pertapa. Siung Wanara menggantikan ayah yang
                 dia bunuh menjadi penguasa Pajajaran, negeri yang terletak di
                 tanah Pasundan sekarang.
                     Dikisahkan,  Raja  Pajajaran  yang  mati  itu  sesungguhnya
                 memiliki  putra  mahkota,  seorang  pangeran  bernama  Raden
                 Susuruh. Dalam sebuah peperangan, Siung Wanara sang raja
                 baru  juga  mengalahkan  kakangmas  tirinya  itu.  Ia  pun  me­
                 ngeluarkan  maklumat  untuk  mengusir  Raden  Susuruh  dari
                 kerajaan  Pajajaran,  bahkan  untuk  menumpas  semua  orang
                 yang memberi tumpangan bagi putra mahkota yang terusir itu
                 hingga ke tujuh turunan.
                     Terenyahkan  dari  Pajajaran,  Raden  Susuruh  berjalan  ke
                 arah timur, perlahan meninggalkan wilayah barat pulau Jawa.
                 Di dalam perjalanan itu tibalah mereka di gunung Kombang,
                 sebuah  nama  yang  tak  memiliki  jejak  di  masa  sekarang.  Se­
                 buah gunung mitologis, barangkali. Gunung itu pastilah tidak
                 sebesar  Semeru  maupun  Merapi,  namun  merupakan  tempat


                                                                        221
   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236