Page 232 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 232

kerajaan  siluman,  jin,  dan  peri.  Di  puncaknya  ada  hutan
               cemara—yang  menandakan  bahwa  gunung  ini  tidak  terlalu
               tinggi ataupun berkawah api. Di antaranya ada sebatang yang
               sangat  menjulang.  Di  hutan  itulah  tinggal  seorang  pertapa
               sakti,  yang  kepadanya  segala  makhluk  halus  di  Tanah  Jawa
               menyembah takluk.
                   Ki Ajar Cemara, demikian namanya. Ia berwujud pertapa
               lelaki tua. Tapi dia pada mulanya adalah putri kerajaan Paja­
               jaran juga. Ia cantik jelita dan menolak lamaran segala raja di
               Tanah Jawa, sebab ia memilih menjadi pertapa. Bagaikan ikan
               pelus ia meninggalkan keraton ayahnya, melalui gorong­gorong
               air, menyusuri arah­lawan sungai­sungai kecil ke hulu, masuk
               ke hutan, mendaki lereng­lereng hingga tiba di puncak gunung
               ini.  Di  kaki  pokok  cemara  nan  paling  menjulang,  yang  dari
               sana ia bisa memandang ke arah laut, ia bersemadi. Ia bertapa
               seratus tahun lamanya, sehingga ia beroleh kewenangan untuk
               menjadi  tua  maupun  muda,  menjadi  lelaki  maupun  perem­
               puan.  Dan  ia  memiliki  kekuasaan  atas  semua  bangsa  halus
               Tanah Jawa.
                   Ki Ajar Cemara menampakkan wajah jelitanya dan berjanji
               kepada Raden Susuruh. “Kelak, setelah kau dan keturunanmu
               bertakhta  sebagai  raja  yang  memerintah  seluruh  Tanah  Ja­
               wa,  aku  akan  pindah  dari  sini,  ke  Tasik  Wedi  negeriku.  Pra­
               juritku  adalah  segenap  makhluk  halus  di  Tanah  Jawa.  Akan
               kuperintahkan  mereka  mengabdi  padamu.  Sebab,  siapapun
               yang menjadi raja di Tanah Jawa, dia akan menjadi suamiku.”
                   Ki  Ajar  Cemara  nan  jelita  juga  menyuruh  agar  Raden
               Susuruh berjalan lurus ke Timur tanpa menoleh. Berjalan ke
               arah matahari terbit. Ia akan menemukan sebuah pohon maja
               yang berbuah hanya satu. Buah pohon itu terasa pahit. Maka ia
               akan menamakan negeri yang ia bangun di sana: Majapahit.
                   Ki Ajar Cemara berubah kembali menjadi kakek pertapa
               tua. Tapi kita telah tahu, diam­diam kita tahu, ia adalah Sang


            222
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237