Page 260 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 260
dalam sebuah babad yang agung, Belanda merendam peluru
di dalam air kencing dan melumuri tinja serta darah babi
hutan. Tak diceritakan adegan pipis ramerame itu. Tapi
ada celengan tanah liat yang dibawa ke panggung, dilubangi
lehernya sehingga mengucurkan cairan merah. Digambarkan
kemudian, mereka mengambil sebuah peti. Mereka mengambil
dari dalam peti itu bolabola tanah dan melemparkannya
kepada prajurit Mataram.
Para prajurit Mataram di bawah pimpinan Kupukupu baru
sadar bahwa kumpeni menggunakan sarung tangan ketika
semua sudah terjadi. Tak mungkin sarung tangan dipakai jika
tak ada sesuatu. Tapi bolabola tanah itu telah mulai mengenai
mereka dan buyar, seperti dalam skenario. Seperti dalam
skenario pula, para prajurit Mataram harus kelabakan. Najis
itu membuat yang sakti tak lagi kebal peluru. Yang tidak sakti
melarikan diri karena jijik dan mual. BanyaK orang mandura
yang maTi seBaB TaK Tahan dengan Bau Tinja Belanda. yang lain
nya Berlumuran Tinja, seBagian lagi gelagapan. BanyaK prajuriT
maBuK. ada yang munTah sehingga TidaK Bisa maju perang. pange
ran mandura Kelelahan dan Kemudian mundur Karena maBuK Tinja
dan mualmual. yang hidup langsung menuju Kali unTuK mandi dan
BerganTi paKaian, pulang Ke pesanggrahan.
Sultan Agung Mataram muncul kembali. Ia dilempari
peluru tinja juga tapi ia tetap teguh, sebagai bukti kesaktiannya,
seperti dalam skenario. Setelah satu bola mengenai mukanya
dan lumur, barulah ia menembakkan meriam si Jagur, yang,
seperti dalam skenario, hanya suaranya saja. Seluruh prajurit
Kapiten Mur pun tergeletak mati. Mur Jangkung menyembah
nyembah dan meminta gencatan senjata kepada Sultan Agung.
Sultan memaafkan perbuatan Belanda dan mengabulkan per
mohonan gencatan senjata.
Cerita selesai.
2 0