Page 311 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 311
dan kesetiaannya pada suami, sang istri menutup matanya
dengan kain hitam sepanjang sisa hidupnya. Mereka adalah
induk para Kurawa.
Suhubudi adalah ayah angkat Parang Jati, sekaligus induk
bagi segala jenis siluman yang menjadi koleksinya.
Pintu terbuka. Kulihat lelaki itu duduk bersila sempurna,
bagaikan padma, bagaikan mahaguru yoga. Mataku tercekat
pada dinding di belakangnya. Di sana tertatah sebuah jam
maha besar. Jam pada dinding itu, sebagaimana jam yang
berlaku di muka bumi hari ini, terbagi menjadi duabelas angka
waktu. Duabelas, bilangan yang membuat ia terobsesi. Jam
itu memiliki aksara bilangannya sendiri, yang masih mirip
namun tak persis betul dengan aksara yang kita kenal sekarang
ini. Namun, sistem ini tidak terdiri dari sembilan angka dasar
melainkan sin angka dasar. Yaitu, duabelas angka dasar.
Tapi, yang membuat jantungku berhenti sesaat adalah
lambang pada bidang jam itu. Paras jam itu dibentuk oleh
garis yang melingkarlingkar menyerupai sidik jari. Kurva
berpusaran yang berpusat di titik tengah. Lambang bilangan
fu! Seperti yang digambarkan Sebulku… Seperangkat bilangan
berbasis duabelas tertatah pada sebuah bilangan besar. Fu.
Hu.
Aku nyaris tak bisa menahan pita suaraku. Apakah ini
berarti mimpiku, mimpimimpi akan Sebul, bukan sekadar
mimpi otak kacau? Apakah ini berarti Sebul bukanlah makhluk
yang tak ada selain dalam kepalaku? Sebul ada di luar sana,
di luar diriku, sebuah zat yang hadir di antara aku, Parang
Jati, maupun Suhubudi? Apakah ia juga merupakan rahasia
bagi sahabatku dan sang guru kebatinan ini? Siapa dia, setan
cantik itu, anjing bengis itu, yang menampakkan diri dalam
impianku sebagai manusiaserigalajantanbetina? Bagaimana
ia menunjukkan diri pada Suhubudi dan Parang Jati? Siapa
301