Page 381 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 381
Kaum agamawan dan kaum rasionalismodernis memiliki
sikap kaku yang sejenis.
Membaca kisah tentang Taman Firdaus dan para raksasa
yang ketika itu masih ada di bumi, inilah reaksi mereka. Kaum
rasionalismodernis akan melecehkannya sebab buktibukti
semakin mengarah kepada teori evolusi. Tak ada yang lebih
bodoh dari percaya dongeng bahwa manusia diciptakan oleh
Tuhan, sebagai Adam dan Hawa di Taman Firdaus, tingtong!,
begitu saja.
Sementara itu, kaum agamawan akan guncang oleh ba
yangan bahwa Adam dan Hawa itu berbulu, bercongor menon
jol, bertaring, bertangan panjang, bergelantung di pohonpo
hon hutan Firdaus! Adam boleh saja berbulu sampai ke wajah.
Tapi Hawa? Sulit membayangkan Hawa, ibu segala bangsa,
berjanggut. Atau bahwa payudaranya yang subur ditutupi bulu
bulu. Karena makan buah pohon pengetahuan, barulah bulu
bulu itu rontok dan mereka pun tahu bahwa mereka telanjang.
Terlalu sulit diterima. Kaum agamawan menolak mentah
mentah teori evolusi dan mengatakannya sebagai dongeng
yang kebodohannya dan kekejiannya tak tertandingi.
Persamaan kedua kaum ini—kaum monoteis dan kaum
modernis—mereka samasama melecehkan dongeng! Tepat
nya, dongeng yang tak cocok dengan sudut pandang mereka.
Kaum monoteis menganggap teori evolusi dongeng yang keji.
Kaum ilmuwan modernis juga menganggap Kisah Kejadian
dongeng fantastis belaka. Dan keduanya bersekongkol meleceh
kan dongeng setempat yang tak mereka kenal!
Padahal, jika kita mau membaca kitabkitab tua sejajar
dengan kita membaca dongeng (artinya juga: membaca do
ngeng sejajar dengan membaca kitabkitab suci tua), maka
kita menjadi lebih rendah hati dan waspada. Rendah hati
artinya membuka diri bahwa kitab dan dongeng tua itu meng
ungkapkan kebenaran dalam bahasa yang barangkali tak
3 1