Page 383 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 383

Sebagai orang Jawa, aku lebih senang teori yang pertama.
                 Sebab,  itu  berarti  manusia  kera  meninggalkan  palungannya
                 di Afrika—sesuai dengan penemuan tertua—lalu mengembara
                 bersama­sama  sampai  ke  Gunung  Kidul.  Di  Gunung  Kidul
                 mereka  mendapat  wangsit—barangkali  dari  penguasa  laut
                 Selatan—untuk berdiri tegak. Sekali lagi, tingtong! Setelah itu,
                 setelah  bisa  berdiri  tegak,  barulah  mereka  mengembara  lagi
                 ke seluruh penjuru dunia. Amin. Hidup Tanah Jawa di mana
                 keputusan jenius itu diambil!
                     Sayangnya, meskipun masih kontroversial, yang semakin
                 kuat adalah teori yang kedua. Yaitu, bahwa ada beberapa spe­
                 sies  manusia  purba  yang  dahulu  pernah  hidup  dalam  zaman
                 yang  sama  di  muka  bumi  ini.  Ada  yang  raksasa.  Ada  yang
                 kurcaci.

                     “Dan…” ilmuwan Australia itu menunjuk ke arah manusia
                 mini yang sekarang berdiri di atas meja. “…Dia bisa jadi adalah
                 keturunan  spesies  manusia  yang  berbeda  dari  kita.  Spesies
                 manusia hobbit!”
                     Makhluk kecil itu mengangguk­angguk, lalu memamerkan
                 pelbagai lagak menirukan binaragawan. Ia, si Tuyul Boy dalam
                 sirkus Saduki Klan, biasa melucu di pertunjukan.
                     Kembali pada perkembangan ilmu pengetahuan. Kepada
                 penemuan arkeologi, paleontologi, dan geologi. Fosil manusia
                 raksasa—yang barangkali disebut­sebut oleh Kitab Kejadian—
                 telah  ditemukan  di  benua  Afrika  ke  atas  hingga  Eropa.  Tapi
                 fosil manusia kurcaci—yang tidak disebut sama sekali di Kitab
                 Kejadian—tapi yang mewarnai pelbagai dongeng dari Eropa ke
                 kepulauan nusantara, fosil makhluk itu…
                     “…telah ditemukan di Indonesia!” seru sang ilmuwan.







                                                                        3 3
   378   379   380   381   382   383   384   385   386   387   388