Page 389 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 389

lengkap dengan danaunya. Lelaki adalah tolol dan tulus dengan
                 nafsu­nafsunya.  Tapi  perempuan  memiliki  maksud  dibalik
                 nafsu­nafsunya.
                     Parang  Jati  lalu  tertawa,  seperti  tiba­tiba  dicerabut  dari
                 rasa­rasa dalam dan ditempatkan di sebuah jarak. “Yaah,” ka­
                 tanya pasrah. “Femininitas kalau sudah kawin dengan kekuasa­
                 an jadinya ya begitu: manipulatif.”
                     Tapi ia berteguh seperti biasanya. Aku tahu ia sangat tidak
                 nyaman dengan kekuasaan. Sementara itu Marja membacanya
                 dengan cara yang lain sama sekali.
                     “Jadi maksud kamu perempuan jangan dikasih kekuasa­
                 an!” Ia mencubit pinggang Parang Jati demikian keras hingga
                 sahabatku menggeliat dari baringnya. Parang Jati merintih dan
                 aku melihat wajah orgasme padanya.
                     “Bukan! Bukan itu maksud saya!” jeritnya sambil meminta
                 ampun. Aku tahu Marja menikmati perbuatannya.
                     Parang Jati terbata­bata dengan wajah teraniaya: “Maksud
                 saya, perempuan itu seperti nol. Lelaki itu seperti satu—”
                     Marja  menjepit  semakin  keras.  Parang  Jati  kehilangan
                 suara.
                     “Maksud kamu perempuan itu otak kosong apa!”
                     Parang  Jati  mengejang.  “B­b­bukan…  Lepaskan,  Marja.
                 Saya tidak bisa cerita kalau kau siksa.”
                     Aku melihat rona di wajah keduanya. Seperti bibir Marja
                 yang memerah setiap kali ia sedang menuju puncak.
                     Kulihat sahabatku kini bersandar lunglai. Sementara Marja
                 masih menampakkan otot­otot agresifnya bagai belum selesai.
                     “Marja sayang,” ia terengah. “Kamu tidak mengerti apa itu
                 nol. Maka kamu merendahkannya.”
                     Sambil melingkarkan tangan melindungi pinggang, mata
                 bidadarinya mulai hidup kembali. Bidadari yang bukannya tak
                 punya kejahilan atau kenakalan.
                     Tidakkah yoni itu goa, seperti nol? Dan lingga itu tegak,


                                                                        3
   384   385   386   387   388   389   390   391   392   393   394