Page 401 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 401

jengkelan pada Pontiman Sutalip karena kepala desa ini me­
                 lancarkan izin perusahaan besar penambang batu itu bekerja di
                 Sewugunung. Dan karena ia diam­diam mengelola penebangan
                 jati yang kini semakin tak mengendalikan nafsu serakah. Pak
                 Pontiman adalah agen di tubuh wilayah ini yang akan pertama­
                 tama  merusak  ekosistem.  “Lihat  aja  selera  rumahnya,”  ujar
                 Parang  Jati  tentang  kue  pengantin  agar­agar  berperisa  arbei
                 dan pala dengan krim putih yang terpacak di bukit ini. Oh ya,
                 atapnya taburan serpih coklat. Tentang itu aku setuju.
                     Lelaki  itu  muncul  kemudian.  Kaisar  kecil  dengan  wajah
                 yang  mengingatkan  aku  pada  Bilung.  Jika  Semar  bermata
                 alum  seperti  tak  berkehendak  lagi  dengan  dunia,  mata  bulat
                 sang  Bilung  ini  menyiratkan  hasrat,  lapar  untuk  memangku
                 dan memaku bumi. Mata pragmatis oportunis. Seri wajahnya
                 menyukai  keuntungan  dan  tak  menyukai  permusuhan.  Jenis
                 yang  akan  memakai  pendekatan  menang  sama  menang.  Ia
                 memiliki keramahan saudara tua yang khas militer. Yang akan
                 muncul  dalam  bentuk  mendebik­debik  bahu  bagai  terhadap
                 adik  yang  membutuhkan  bimbingan  abang.  Aku  sama  sekali
                 tidak mendapat kesan bahwa ia manusia keji. Ia tampak seperti
                 stereotip  birokrat  militer  yang  menjunjung  kekuasaan  dan
                 lambang­lambangnya.  Ia  mestilah  suka  membayangkan  diri­
                 nya sebagai Bapak, pengayom warga dan wong cilik di wilayah
                 ini. Dan ke atas, kepada para pemegang kekuasaan yang lebih
                 tinggi  dari  dia,  ia  akan  menjadi  punakawan  yang  mengabdi.
                 Jika Semar mengabdi kebajikan, Bilung mengabdi pada garis
                 kekuasaan.  Keduanya  sama  menjunjung  tinggi  pengabdian.
                 Sebab pengabdian pada dirinya adalah sikap yang terpuji.
                     Pak Pontiman mengajak kami masuk dan menikmati kopi
                 serta  penganan.  Tempe  mendoan,  geplak,  juga  dodol  ketan
                 durian.  Ia  menyuruh  anak­anak  perempuannya  bubar  dan
                 meminta  Marja  duduk  bersama.  Ia  memuji  Marja  tak  habis­
                 habis. Selama kami memanjat tebing, kekasihku menemukan


                                                                        3 1
   396   397   398   399   400   401   402   403   404   405   406