Page 407 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 407

Ketika  kau  membaca  kisahku  ini,  keadaan  barangkali
                 sudah  sedikit  berubah.  Ketika  aku  menuliskannya,  keadaan
                 belum berubah betul. Pada masa itu, pada masa ketidakstabilan
                 politik, perkelahian antara polisi dan tentara Angkatan Darat
                 sangat kerap terjadi.
                     Ada  beberapa  analisa  mengapa  frekuensi  perseteruan
                 antara  polisi  dan  TNI­AD  tinggi.  Perlu  diketahui,  keadaan
                 masa  lalu  sedikit  berbeda  dari  masa  sekarang.  Pada  masa
                 pemerintahan Sang Jenderal, polisi dimasukkan dalam tubuh
                 Angkatan  Bersenjata  Republik  Indonesia.  Kepolisian  adalah
                 angkatan keempat setelah Darat, Laut, Udara. Di negeri demo­
                 krasi, kepolisian biasanya berada di bawah Departemen Dalam
                 Negeri,  karena  mengurusi  keamanan  sipil  dan  para  kriminil
                 di  dalam  negeri.  Tapi,  di  Indonesia  pada  masa  itu  militer
                 mengurusi  keamanan  dalam  negeri  juga.  Jadilah,  pertama,
                 tentara berseragam hijau­hijau juga menjalankan tugas polisi.
                 Sementara  polisi  juga  menjalankan  tugas  polisi.  Inilah  asal
                 mula tumpang tindih wewenang itu. Pada akhirnya, keadaan
                 ini menimbulkan ketegangan di lapangan. Kenapa dua angkat­
                 an yang lain tidak menjalankan pekerjaan polisi juga? Harap
                 dimaklumilah, penduduk Indonesia kan makhluk darat. Bukan
                 ikan ataupun burung.
                     Penjelasan kedua. Sudah bukan rahasia lagi bahwa militer
                 Indonesia juga berbisnis. Sebagian bisnis mereka resmi melalui
                 yayasan­yayasan yang mereka dirikan. Tujuan semulanya un­
                 tuk  kesejahteraan  anggota.  Itu  das  Sollennya.  Das  Seinnya
                 tidak sesederhana itu, Dik! (dikatakan sambil menepuk­nepuk
                 bahu). Entah apa yang terjadi, tapi faktanya beberapa jenderal
                 kuwaya ruwaya dan hampir semua prajurit miskin papa. Para
                 prajurit ini melahirkan apa yang dinamakan spesies “anak­anak
                 kolong”. Sekarang kita boleh menuliskannya; dulu tidak boleh.
                 Sudah  jadi  rahasia  umum  pula  bahwa  oknum­oknum  militer
                 berada  di  balik  banyak  bisnis  gelap.  Misalnya,  penebangan


                                                                        3
   402   403   404   405   406   407   408   409   410   411   412