Page 494 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 494
Tapi mata keempatnyalah, yaitu yang terletak di tengkuk,
yang menyampaikan selintas angin itu. Tidak. Tidak ada lagi
roh di dalam sana. Sebab roh itulah yang ia rasakan dengan
tengkuknya sekarang. Tidak berada di dalam, melainkan di
sini. Persis di balik dirinya.
Parang Jati menoleh ke belakang bagai ada tangan angin
yang menepuk bahunya dan membawanya ke dalam bunyi
sunyi.
Tak ada siapapun di punggungnya. Tak ada suara. Maka
pelanpelan dunia meluaskan batasnya lagi. Di depan seke
rumun peneliti di luar goa, tampak olehnya tiga malaikat.
Menyilaukan. Tiga serangkai berjubah putih yang memantul
kan matahari itu sedang berbicara. Orangorang Farisi datang
ke sini. Mereka mengenakan topi bulu juntai kemegahan
kaum mereka. Salah satunya persis sedang menatap ke arah
dia, seolah memang memindai, yang manakah musuh utama
pemimpinku. Itu dia, si biang kerok penyembah berhala ada di
sudut goa, sedang merencanakan perbuatan keji.
Salah satu orang Farisi itu menyerahkan sepucuk surat.
Kawannya, lelaki yang tadi, membisikkan sesuatu dan si pem
bawa surat itu pun juga menatap kepadanya. Ada ketajaman
pandang yang dipertukarkan. Setelah itu mereka mengucapkan
salam penutup dan pergi.
Kemudian Parang Jati tahu bahwa pesan itu mengandung
peringatan. Pendek saja bunyinya. Kirakira menyatakan bah
wa segala penelitian yang bertujuan untuk menegakkan teori
evolusi bahwa manusia berkembang dari hewan kera adalah
bersifat fitnah keji dan tidak benar untuk dilakukan. Sebaiknya
tidak diteruskan. Teori evolusi tak layak diajarkan. Bahkan
di Amerika Serikat yang mungkar saja ada sekelompok orang
murni yang gigih untuk memperjuangkan kebenaran. Mereka
yang berjuang di jalan kebenaran agar teori evolusi tidak
diajarkan di sekolahsekolah.