Page 497 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 497

Polisi  telah  memasang  pita  kuning  di  mulut  goa.  Garis
                 polisi. Petugas berseragam krem itu datang dari tempat yang
                 jauh sebab pos belum dibangun kembali sehabis tawuran de­
                 ngan tentara hijau kemarin dulu. Mereka sibuk berkomunikasi
                 dengan orang yang lebih jauh dengan handy talkie yang gemri­
                 sik. Beberapa lama kemudian bala bantuan datang. Beberapa
                 polisi dan penyidik. Mereka membawa kantung­kantung hitam
                 untuk menampung tulang­belulang yang berserakan maupun
                 yang dipendam seadanya di sana.
                     Parang Jati dan semua peneliti diminta tidak meninggal­
                 kan tempat. Data mereka dicatat. Kesaksian mereka dikorek.
                 Ketiga  orang  Farisi  rupanya  masih  berada  di  sekitar  situ,
                 sehingga  mereka  dipanggil  dan  dimintai  keterangan  juga.
                 Selesai  memberi  keterangan,  tiga  malaikat  bertopi  bulu  itu
                 menyempatkan  diri  berkhotbah.  Isinya  nyaris  menimbulkan
                 keributan dengan para peneliti. Sebab mereka berteori bahwa
                 tim  penelitian  ini  tampaknya  telah  disusupi  anggota  sekte
                 aliran  sesat.  Sekte  pemuja  setan.  Bukan  tak  mungkin  bahwa
                 goa  ini  dipakai  untuk  tempat  persembahan  rahasia.  Yaitu,
                 pengorbanan manusia.
                     Para peneliti yang geram menyahutinya sebagai tuduhan
                 gila.  Terjadi  adu  mulut  sehingga  polisi  melerai  kedua  pihak.
                 Sementara itu, Parang Jati berdiam diri saja. Ia tampak bosan
                 dengan  lagu  lama  ragi  Farisi,  dan  lebih  tertegun  dengan
                 apa  yang  mereka  temukan.  Tulang­belulang  manusia.  Ada
                 yang  masih  sedikit  berdaging.  Remang  itu  kini  menghampiri
                 tengkuknya lagi. Seolah dengung lalat yang mencari celah ke
                 dalam darahnya.


                     Penelitian  forensik  sementara  menunjukkan  bahwa  tiga
                 kerangka manusia itu berasal dari Kabur bin Sasus, Penghulu
                 Semar, dan satu lagi—tulang yang masih menyisakan daging—
                 dari seorang anak yang belum bisa dikenali.
   492   493   494   495   496   497   498   499   500   501   502