Page 53 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 53

“Namun, memasuki wilayah Majapahit, Gajah Mada meng­
               hadap  dan  memaksa  sang  raja  Sunda  untuk  mengakui  ke­
               kuasaan  Hayam  Wuruk.  Ia  meminta  agar  pernikahan  itu
               dianggap  sebagai  tanda  penyerahan  diri.  Dengan  demikian,
               Diah  Pitaloka  hanyalah  upeti  Pajajaran  kepada  Majapahit.
               Rombongan  Pajajaran  menolak,  namun  mereka  berada  di
               tempat yang telah rawan. Mereka telah berada di wilayah mu­
               suh tanpa persenjataan sama sekali. Pasukan Patih Gajah Mada
               menghabisi seluruh rombongan kerajaan Pajajaran. Peristiwa
               ini  dinamakan  Perang  Bubat.  Melihat  seluruh  keluarganya
               dibantai, Putri Diah Pitaloka pun bunuh diri.
                   “Dikisahkan, Raja Hayam Wuruk berduka atas apa yang
               terjadi. Tapi hubungan tak bisa diperbaiki. Sampai tujuh ratus
               tahun  kemudian,  hingga  kemerdekaan  Indonesia,  masih  ada
               kepercayaan  tentang  pantangan  kawin  antara  bangsa  Sunda
               dan  Jawa.  Apalagi  jika  lelakinya  Sunda  dan  perempuannya
               Jawa. Si istri akan menjajah si suami. Dipercaya begitu. Sampai
               sekarang  nama  Gajah  Mada  dan  Hayam  Wuruk  tak  ada  di
               Bandung dan Bogor. Bandung, ibu kota Jawa Barat sekarang.
               Bogor diperkirakan merupakan pusat kerajaan Pajajaran dulu.
                   “Kisah tragis ini tidak terdapat dalam Babad Tanah Jawi.
               Barangkali  karena  bangsa  Jawa  sendiri  enggan  mengenang
               pembantaian  yang  menyedihkan  itu.  Tragedi  ini  justru  di­
               riwayatkan oleh para pujangga di Bali, pulau di sebelah timur
               Jawa,  yang  hingga  kini  masih  berkebudayaan  Hindu.  Bali
               diperkirakan  merupakan  tempat  orang­orang  Jawa  Hindu
               berpindah  ketika  Islam  menjadi  dominan  di  pulau  Jawa.
               Demikianlah,  tragedi  Putri  Diah  Pitaloka  dikisahkan  oleh
               pujangga  Bali  dalam  kitab  Geguritan  Sunda.  Babad  Tanah
               Jawi sama sekali tidak menyimpan tragedi ini.
                   “Bagaimanapun, Babad Tanah Jawi meriwayatkan bahwa
               leluhur  raja­raja  Jawa  adalah  keluarga  kerajaan  Pajajaran.
               Surat­surat  awal  Babad  menyebut­nyebut  gunung  di  Barat
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58