Page 169 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 169

Gadis-gadis keluar dari rumah mereka untuk mengikutinya ke mana pun
              ia pergi, mengekor seperti ujung gaun pengantin, dan para pemuda akan
              mengekor pula gadis-gadis itu di belakangnya. Gadis-gadis dibuat jatuh
              cinta kepadanya, dan mereka menghujaninya dengan hadiah-hadiah,
              yang mulai menumpuk di rumahnya menyerupai barang rongsokan.
              Tan pa memedulikan apa pun, mereka menggelar pesta nyaris setiap
              malam, di rumah siapa pun atau di tempat mana pun. Teman-teman
              lelaki juga me nya yanginya belaka, sebab ia tak pernah mengambil gadis-
              gadis itu hanya untuk dirinya sendiri. Begitulah cara mereka menjalani
              hidup. Di tahun-tahun itu, mungkin gerombolan Kliwon dan teman-
              te mannyalah yang hidup paling bahagia di kota tersebut.
                 Waktu itu ia sudah mendengar kemashyuran pelacur bernama Dewi
              Ayu, dan jika ada satu hal yang membuatnya tidak berbahagia, maka itu
              adalah fakta bahwa sampai umurnya yang ketujuh belas ia belum pernah
              menyetubuhi pelacur yang terus dibicarakan orang tersebut. Ia pernah
              mencobanya beberapa kali, tapi selalu terlambat sebab Dewi Ayu hanya
              mau tidur dengan seorang lelaki dalam satu malam dan para lelaki
              selalu berderet dalam antrian. Atau kalaupun ia berhasil untuk tidak
              datang terlambat, seseorang akan me nying kirkannya dengan bayaran
              yang lebih besar: Mama Kalong selalu memberikan kesempatan pada
              lelaki yang bisa membayar lebih banyak. Selama itu, ia selalu terobsesi
              untuk bisa masuk ke kamarnya, berbaring di atas tempat tidurnya, dan
              begitu jahatnya khayalan tersebut, beberapa kali ia meniduri seorang
              gadis sambil mem ba yang kannya sebagai Dewi Ayu yang pernah ia lihat
              beberapa kali di tempat umum.
                 Paling  tidak,  Dewi  Ayu  membuatnya  insyaf  bahwa  tak  semua
              perempuan tergila-gila kepadanya. Memang benar bahwa perempuan-
              perempuan kawin dan janda-janda, meskipun tak berbuat segila para
              gadis sampai mengikutinya ke mana pun ia pergi, tapi ia tahu mereka
              sering mencuri pandang belaka kepadanya dan jauh di dalam hati
              mereka, ada keinginan untuk membawanya masuk ke kamar. Ia per-
              nah tidur dengan sedikit di antara mereka, dan tampaknya bisa tidur
              de ngan semuanya asal ia mau, kecuali Dewi Ayu. Hanya pe rempuan
              itu yang ia yakini tak akan tergila-gila kepadanya, dan sebaliknya, ia
              harus mengeluarkan uang jika menginginkannya. Selama beberapa hari

                                           162





        Cantik.indd   162                                                  1/19/12   2:33 PM
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174